Bersinergi Memasarkan Pertanian Rakyat.

Bersinergi Memasarkan Pertanian Rakyat.

Oleh Harmen Batubara

Bersinergi Memasarkan Pertanian Rakyat. Apa yang terjadi di kalangan petani pada masa Panen? Saat panen tiba petani biasanya harus menghadapi kenyataan harga jual yang rendah dan sulitnya memasarkan hasil panen mereka. Harga jual yang rendah di tingkat petani diantaranya disebabkan oleh panjangnya rantai distribusi dan ketergantungan petani pada tengkulak. Tengkulak merupakan pengepul yang membeli hasil panen dari petani dan menyalurkannya ke pengecer.

Sayangnya, ketergantungan petani terhadap tengkulak ini tak dipungkiri masih terus terjadi sampai saat ini. Hal ini antara lain disebabkan ketidak tahuan petani terhadap informasi pasar. Informasi pemasaran seperti harga jual di tingkat konsumen. Dan bagaimana agar konsumen lebih mudah mengakses hasil panen petani.  Mestinya para petani kita sudah punya Pasar yang punya gudang pendingin, dan pemasaran secara digital lewat aplikasi. Pasar yang bisa mereka kembangkan sendiri lewat BumDes dan Bumnas.

Bumdes Mangkrak
Bumdes Mangkrak

Baca   Juga   :  Penulis Life Style DotCom

Saat seperti ini kita bisa dan senang melihat kalangan Petani Cabe di Kabupaten Seleman. Yogyakarta. Karena dengan sistem lelang cabai ini, para petani dapat memperoleh harga jual yang tinggi. Dan tidak mudah dipermainkan tengkulak atau pengepul. Pemasaran hasil panen cabai melalui sitem lelang yang diterapkan Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ternyata mampu meningkatkan keuntungan petani maupun kelompok tani di wilayah setempat hingga mencapai ratusan juta.

Bersinergi Memasarkan Pertanian Rakyat Saat Panen.

“Karena dengan sistem lelang cabai ini, para petani dapat memperoleh harga jual yang tinggi. Dan tidak mudah dipermainkan tengkulak atau pengepul. Keberhasilan petani cabai dalam mengelola hasil panen terlihat dari kinerja pasar lelang cabai. Pasar lelang ini bertujuan untuk mempererat jaringan pemasaran antar petani cabai. Keberhasilan pasar lelang cabai juga membawa Kabupaten Sleman ditetapkan Kementerian Pertanian dan Pemerintah DIY sebagai sentra cabai. Di Sleman tanaman cabai dikembangkan di wilayah timur, tengah dan sebagian besar bagian barat seluas 1.500 hektare.

Saat ini perkembangan usaha komoditas cabai di wilayah Sleman telah berjalan dan berkembang dengan baik. Mulai dari produktivitas cabai mencapai 9 hingga 12 ton per hektare. Penerapan musim tanam untuk mengatasi ketersediaan cabai dan penerapan prinsip tata niaga menggunakan lelang. Di Sleman terdapat 11 lelang atau titik kumpul yang tersebar di wilayah Kecamatan Tempel, Turi, Ngaglik, Kalasan, Pakem  Kecamatan Ngemplak.

Usaha ini akan jauh lebih baik lagi, kalau Pemda dan BumDes setempat bisa membangun infrastruktur berupa ” Gudang Pendingin” dan juga jaringan pemasaran “berupa” Aplikasi bersama dalam pemasaran Komoditas Pertanian mereka. Kita ingin melihat para pihak mauterus membangun Sinergi agar bisa berjalan lebih baik lagi.

Onlinekan Bisnismu
Onlinekan Bisnismu

Bersinergi Memasarkan Pertanian Rakyat Sejak Dini.

Selama ini drama susahnya para petani takkala PANEN RAYA adalah Bulog yang tidak mampu menyerap panen gabah mereka. Seperti kejadian di tahun 2017. Perum Bulog menetapkan target penyerapan beras dan gabah tahun 2017 mencapai 3,7 juta ton[1]. Target penyerapan tahun ini lebih rendah dari target penyerapan tahun 2016 yang mencapai 3,9 juta ton. Pasalnya realisasi penyerapan gabah dan beras Bulog sepanjang tahun 2016 hanya 2,97 juta ton. Hal itu disebabkan harga beras di tingkat petani yang sudah meningkat di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Sehingga Bulog tidak perlu melakukan penyerapan kecuali untuk kebutuhan stok saja.

Direktur Pengadaan Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan. Dari target penyerapan tahun ini sebesar 3,7 juta ton. Bulog menargetkan penyerapan beras public service obligation (PSO) sebesar 3,2 juta ton, beras komersil 500 ton. Ia bilang, target penyerapan beras dan gabah Bulog tahun ini dibuat berdasarkan realisasi penyerapan tahun 2016 yang jauh dari target. Kendati demikian, penyerapan tahun 2016 jauh di atas realisasi penyerapan tahun 2015 sebesar 2,4 juta ton.

Mari kita lihat kejadian di tahun 2018 lalu.  “Kami optimistis target penyerapan ini dapat tercapai kalau kondisi cauaca bagus dan normal,” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (19/1/2018).  Ia menjelaskan kendala utama yang dialami Bulog untuk mencapai target penyerapan tahun lalu adalah harga beras. Harga di lapangan sudah tinggi atau di atas HPP yakni Rp 7.300 per kilogram (kg). Bila Bulog memaksakan terus menyerap, maka akan terjadi lonjakan harga dan hal ini berpotensi membuat inflasi lebih tinggi.

Semangat Mensinergikan Pemasaran Pertanian Rakyat.

Namun kalau melihat laporan Kementerian Pertanian (Kemtan) tahun lalu.  Produksi mencapai 79 juta ton gabah kering giling (GKG), maka target penyerapan tahun ini dapat tercapai.  Sejumlah upaya juga dilakukan Bulog untuk mencapai target tersebut, yakni dengan : Pertama, optimalisasi program ON FARM.  Perum Bulog melalui kerja sama dengan Gabungan kelompok tani (gapoktan). Maupun sinergi dengan BUMN lain seperti PT Pertani Persero yang memiliki mesin giling padi dan pengering serta gudang.

Kedua, Bulog mengoptimalkan penyerapan gabah dan beras dengan rentang kualitas dan harga tertenttu. Yang memungkinkan Bulog bisa mencapai jumlah serapan yang lebih besar. Caranya dengan memperkuat unit-unit pengolahan di daerah. Ketiga, Bulog juga melakukan pengembangan infrastruktur.  Keempat, meningkatkan pasar beras selain PSO., antara lain dengan pengembangan jaringan rumah pangan kita (RPK), lumbung pangan desa atau BUMdes yang digagas Kementerian Desa.

Selain itu, Bulog juga akan mempersiapkan stok pangan untuk program rakyat miskin (raskin) dimana pada tahun ini di bagi dua. Pertama lewat program raskin dan kedua lewat penggunaan evo-cer atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).  Dimana setiap masyakat memiliki uang non tunai sebesar Rp 110.000 per bulan untuk pembelian beras. Meskipun program ini ada, namun Tri menilai tidak berdampak signifikan pada penyerapan Bulog.  Karena volume beras yang disiapkan sama dengan tahun lalu yakni 15,7 juta ton. Khusus untuk raskin sebesar 14,2 juta ton dan untuk pasar e vocer sebesar 1,6 juta ton.

Bersinergi Memasarkan Pertanian Rakyat, dimana Bumnas?

Dalam penglihatan kita, secara konsep peran Bulog sudah sesuai dengan Visi dan Misi nya. Tetapi dalam pelaksanaannya, terlihat ketidak siapan mereka dalam melihat Dinamika pasar. Begitu sesuatu terjadi perubahan maka terkesan mereka “ memintak petunjuk lagi” ke Pusat. Hal seperti ini tidak jauh bedanya dengan cara penaggulangan Bencana pada era sebelum pemerintahan Jokowi-JK.  Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Williem Rampangilei[2] menceritakan tentang ketidakpuasan Presiden Jokowi dalam penanggulangan bencana di Indonesia.

“Berawal dari gempa Pidie Aceh pada Desember 2016, Presiden tidak puas dengan cara kerja di lapangan dalam penangangan bencana dan minta percepatan,” ujar Williem di depan 3.200 peserta Rapat Kerja Nasional BNPB-BPBD 2017 di Yogyakarta, Kamis (23/2/2017). Dengan ketidakpuasan ini, cara kerja penanggulangan bencana pun diubah. Semula ketika terjadi bencana, penilaian dan verifikasi infrastruktur untuk rekonstruksi dilakukan pasca tahap tanggap bencana. Sebab, pada tanggap bencana biasanya fokus pada penyelamatan manusia. Tapi, karena Presiden tidak puas, tahap itu pun dilakukan bersamaan dengan verifikasi infrastruktur yang rusak untuk tahap rekonstruksi.

 “Jadi ketika satu hari verifikasi menemukan 15 bangunan rusak, langsung keesokan harinya bantuan ditransfer dari pemerintah ke warga bersangkutan. Tidak perlu melewati tahap birokrasi yang berlapis-lapis dan memakan waktu berbulan-bulan,” ucap dia. BNPB, kata Williem, juga menurunkan tim untuk menganalisis. Sehingga ketika tanggap darurat selesai, rekonstruksi dan rehabilitasi pun juga bisa selesai lebih cepat. Karena itu, dia mengatakan, personel BPBD harus berkualitas dan bersertifikasi. Bulog juga harus belajar dari cara kerja BNPB.,sehingga setiap tahun tidak terkesan selalu kedodoran serta membuat masyarakat bingung dengan stabilitas harga.

Baca   Juga  :    BumDes Jaya Indonesia Sejahtera

Bersinergi Memasarkan Pertanian Rakyat Secara Terpadu.

Hal yang sama juga bisa kita temukan pada komoditi lain, misalnya pada harga-harga Bawang merah atau bawang putih. Yang terjadi di pasaran sebenarnya sangat jelas. Kalau pasokan berkurang maka harga akan mengalami kenaikan. Proses itu sebenarnya terjadi tidak dalam waktu seketika. Artinya kalau memang kementerian Perdagangan atau Kementerian Pertanian bekerja dengan baik.  Mereka juga sudah pasti tahu bakal apa yang akan terjadi pada komoditas tertentu. Sehingga dengan mekanisme serta kerja sama lewat jaringan mereka. Pastilah dapat berbuat sesuatu sehingga kenaikan harga-harga tidak menjadi gaduh di saantero negeri. Mari kita lihat contoh berikut ini.

Pasokan Kurang. Harga Bawang Merah[3] Naik Rp 2.000/Kg. Sejak awal Februari 2018, harga bawang merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mulai mengalami kenaikan. Kenaikan ini dipicu jumlah menurunnya produksi bawang pada Februari. Pantauan di pasar Induk Brebes pada Senin (5/2/2018) siang, kenaikan harga bawang rata rata sebesar Rp 2.000 per kg. Ini berlaku pada semua jenis bawang kecuali bawang ukuran paling kecil. Tati (40), salah satu pedagang eceran bawang di Pasar Induk Brebes menjelaskan. Kenaikan harga ini sudah berlangsung sejak 3 hari lalu. “Kalau dirata-rata kenaikannya Rp.2.000 untuk semua jenis, kecuali yang paling kecil.

Bawang kelas pabrikan ini masih rendah seperti kemarin kemarin,” ujar Tati saat ditemui di kompleks Pasar Induk Brebes. Ditempat terpisah, Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari mengatakan, harga bawang merah di petani saat ini memang sudah sedikit mengalami kenaikan. Yakni, kualitas super dari semula Rp 6.000 per kg untuk kualitas super naik menjadi Rp 8.000 tiap kg. Meski mengalami kenaikan namun belum bisa memberikan keuntungan bagi petani. Sebab, harga minimal bawang merah agar petani mendapatkan untung adalah di kisaran Rp.13.000 – Rp.15.000 tiap kg.

Mencari Pola Bersinergi Memasarkan Pertanian Rakyat.

Kenaikan itu terjadi menurut Juwari, karena stok di petani mulai berkurang. Akan tetapi, ketika panen kembali terjadi di daerah, maka diperkirakan harga akan kembali anjlok.  Kabid perdagangan Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kabupaten Brebes, Ahmad Ma’mun mengungkapkan. Kenaikkan ini akibat produksi bawang yang mengalami penurunan, hingga lebih dari 50 persen. Dikatakan, pada bulan Januari lalu, jumlah produksi bawang merah di Brebes mencapai 86 ribu ton dan pada bukan Februari turun menjadi 32 ribu ton.

”Kemarin sudah mulai membaik harganya. Kenaikkan rata rata Rp 1.000 sampai Rp 3.000 per kg. Ini di semua pasar pasar yang ada di Brebes. Tidak hanya di pasar Induk saja tapi kenaikan di semua pasar,” terang Ahmad Ma’mun saat melakukan pengecekan harga di Pasar Induk. Kenaikan ini diprediksi akan terus berlangsung. Sepanjang produk bawang dari luar baik dari luar negeri maupun luar kota, tidak merambah ke pasaran Brebes.

Contoh lainnya terkait komoditi bawang putih  Menjelang bulan Ramadan, harga bawang putih mengalami kenaikan cukup di sejumlah pasar. Kenaikan harga sendiri sudah berlangsung selama kurang lebih 2 pekan terakhir[4]. Harga komoditas bumbu dapur naik dari di kisaran Rp 60.000/kg, dari sebelumnya kisaran Rp 40.000/kg. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto. Ia mengungkapkan kenaikan harga bawang putih tersebut dipicu kenaikan harga bawang putih di China.

Bersinergi Memasarkan Pertanian Rakyat.

Sebagai informasi, sebanyak sekitar 95% kebutuhan bawang putih bergantung impor. Terbanyak dari China.”Setelah kita lakukan kajian, informasi dari importir.  Kenaikan bawang putih terjadi karena kelangkaan bawang putih di China. Biasanya sudah panen, tapi karena cuaca baru panen di sekitar akhir Mei dan Juni,” jelas Prihasto kepada detikFinance, Minggu (7/5/2017).

Diungkapkannya, bawang putih yang beredar di pasaran saat ini merupakan stok lama. Harga akan kembali normal setelah pasokan bawang putih kembali pulih. “Bawang putih yang ada saat ini, itu yang dikeluarkan dari stok lama. Karena memang di China belum panen,” ungkap Prihasto. Lanjut dia, sebenarnya ada pasokan bawang putih impor lain yang cukup besar selain dari China, yakni yang berasal dari India. Namun rupanya bawang putih India kurang laku di pasaran.”Sebenarnya ada cukup banyak stok bawang putih dari India, saat bersamaan bawang putih dari China berkurang. Tapi di pasar kurang laku,” ujar Prihasto.

Penyelesaian Perselisihan Batas Desa
Penyelesaian Perselisihan Batas Desa

Dari contoh kedua komiditi tersebut, maka terlihat dengan sangat jelas bagaimana sebenarnya mekanisme harga-harga itu bergerak naik. Dan kalau mereka yang mempunyai tugas untuk menstabilkan harga-harga itu bekerja dengan baik. Maka jauh sebelum keadaan itu tiba, mereka sudah bisa berbuat sesuatu. Dengan demikian berbagai kabar kenaikan harga-harga komditi itu tidak jadi berita yang nggak sedap didengar di setiap waktu. Kita hanya ingin mengatakan bahwa mereka yang diberi amanah untuk menjaga harga-harga komoditi itu, ya belum bekerja sebagaimana mestinya.  Cara kerja mereka masih sangat jauh dari yang diharapkan.


[1] http://www.bulog.co.id/berita/37/6004/10/1/2017/Target-Bulog-Penyerapan-Beras-&-Gabah-3,7-Juta-Ton.html  ; [2] http://www.liputan6.com/news/read/2866488/presiden-tidak-puas-bnpb-ubah-cara-kerja-penanggulangan-bencana ; [3] https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3850758/pasokan-kurang-harga-bawang-merah-naik-rp-2000kg ; [4] https://finance.detik.com/sosok/d-3494309/penyebab-harga-bawang-putih-naik-pasokan-dari-china-berkurang

Menjaga Marwah Perbatasan.

Menjaga Marwah Perbatasan.

Oleh harmen batubara

Meski Indonesia mempunyai Perbatasan dengan 10 negara tetangga, dan belum ada yang selesai permasalahannya. Menjaga Marwah Perbatasan.  Tapi kondisinya tetap aman dan dalam suasana bersahabat. Persoalannya mulai berbeda setelah Laut China Selatan jadi ajang pertarungan Pengaruh antara China dan Amerika Serikat. Kedua Negara belum menemukan kata “sepakat” tentang pengaturan wilayah LCS ini.

Amerika mau agar China menghormati hokum Internasional, tetapi China tidak Mau. Hal ini kembali mengemuka takkala. Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, menuduh China terus melakukan intimidasi di perairan Laut China Selatan. Harris menegaskan bahwa AS akan memperjuangkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.Hal itu dilansir AFP, Selasa (24/8/2021).

Batas Laut Profil Perbatasan Indonesia
Batas Laut Profil Perbatasan Indonesia

Harris melakukan kunjungan ke Singapura dan Vietnam. Dalam pidatonya Harris menegaskan kembali bahwa AS memiliki ‘komitmen abadi’ di kawasan Asia. Dia juga menyinggung soal klaim-klaim China dalam sengketa Laut China Selatan. “Kita tahu bahwa Beijing terus memaksa, mengintimidasi dan mengklaim sebagian besar Laut China Selatan,” sebut Harris dalam pidatonya di Singapura. “Klaim yang melanggar hukum ini telah ditolak oleh putusan pengadilan arbitrase tahun 2016. Tindakan Beijing tidak mau mengakuinya, dan terus merusak tatanan yang sudah ada.

Baca  Juga   :  Pengamanan & Pertahanan Di Perbatasan

Strategi Menjaga Marwah Perbatasan.

Bagi Indonesia belakangan  ini ada berita sejumlah nelayan di Kepulauan Riau ketakutan melihat enam kapal perang China mondar-mandir di Laut Natuna Utara pada Senin (13/9/2021) lalu.  “Nelayan merasa takut gara-gara ada mereka di sana, apalagi itu kapal perang. Kami ingin pemerintah ada perhatian soal ini supaya nelayan merasa aman saat mencari ikan,” kata Hendri, Rabu (15/9/2021), dikutip dari Kompas.id.

Sementara Kepala Dinas Penerangan Komando Armada I TNI Angkatan Laut Letnan Kolonel Laode Muhammad mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan mengenai kehadiran enam kapal perang China yang dilihat nelayan di Laut Natuna Utara. Namun, bila ada kapal perang China yang mondar-mandir di ZEE Indonesia. Biasanya kapal perang TNI AL akan membayangi dan melakukan komunikasi dengan mereka. Menurut Laode, ada empat kapal perang TNI AL yang bersiaga di Natuna.

Yakni KRI Diponegoro-365, KRI Silas Papare-386, KRI Teuku Umar-385, dan KRI Bontang-907. “Yang jelas, kapal kami selalu ada di sana sehingga kalau ada kapal China yang masuk (teritorial Indonesia), kami pasti membayangi,” ujar dia. Memang perlu di ingat China mempunyai catatan jelek terkait bertetangga yang baik dengan Negara tetangganya. Boleh dikatakan China hampir mempunyai persoalan perbatasan dengan semua Negara tetangganya, dan terus saja meletupkan “perang” meski terbatas.

Menjaga Marwah Perbatasan Rawan Propokasi.

Dalam hal hubungan Internasional, masalah teritorial merupakan salah satu penyebab klasik munculnya konflik antar negara.  Dan menjadi ancaman abadi bagi perdamaian serta keamanan internasional.  Tapi anehnya, tidak semua Negara dengan benar-benar membenahi perbatasannya. Bahkan banyak Negara yang menempatkan penegasan perbatasannya pada Lembaga/Kementerian yang justeru awam dengan masalah perbatasan itu sendiri. Indonesia bisa digolongkan pada Negara yang seperti itu. Padahal semua paham bahwa ketidakjelasan batas territorial.  Merupakan salah satu hal, menjadi faktor laten penyebab munculnya sengketa perbatasan. Yang akan mengganggu stabilitas hubungan antarnegara.

Hal seperti itu sudah bukan lagi rahasia umum, boleh dikatakan 85% Negara di Dunia ini mempunyai permasalahan perbatasan dengan Negara tetangganya. Apalagi kalau hal itu kita lihat dibelahan Asia, hampir semua Negara punya masalah perbatasan dengan Negara tetangganya. Sebut saja nama negaranya, misalnya China atu Tiongkok.  Negara ini punya permasalahan batas dengan banyak negara. Misalnya dengan India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dengan Brunai, Vietnam, dengan Filipina. Indonesia sendiri mempunyai masalah perbatasan dengan sepuluh (10) Negara tetangganya dan selalu bermasalah dengan kedaulatan perbatasannya.

Menjaga Marwah Perbatasan
Menjaga Marwah Perbatasan

Tidak banyak juga orang yang tahu, kalau kedaulatan itu lahir dari pertarungan memperebutkan pengaruh dan kekuasaan. Pertarungan itu berupa perang selama 30 tahun (1618-1648) antara kaum Protestan dan kaum Katolik Roma berakhir di meja perundingan. Sekilas[1], perang ini adalah perang keyakinan. Namun, sesungguhnya perang di Eropa tersebut adalah perang tentang perebutan pengaruh dan kekuasaan.

Menjaga Marwah Perbatasan, Jaga Kedaulatan.

Lantaran itulah, perang ini melibatkan banyak negara. Sebutlah Swedia, Belanda, Jerman, Denmark, dan Italia. Perang yang menelan banyak korban tersebut diakhiri dengan perundingan damai Osnabruck dan Munster di Provinsi Westphalia, Jerman. Perjanjian damai ini dikenal dengan nama Perjanjian Westphalia.

Salah satu isi perjanjian Westphalia, yang jadi tonggak sejarah dan praktik hubungan dan hukum internasional, ialah adanya pengakuan kedaulatan negara tanpa campur tangan negara lain. Ini yang kita sebut SOVEREIGNTY OF STATE. Konsep kedaulatan negara inilah yang mengubah konstelasi politik global dan meneguhkan prinsip kesederajatan bangsa-bangsa yang ada di dunia ini.

Kedaulatan negara memiliki dua unsur utama: (1) pemegang kedaulatan (negara) secara mutlak memiliki otoritas dan (2) kedaulatan negara ditandai dengan adanya teritori, di mana otoritas mutlak itu dijalankan secara penuh. Kedua unsur ini acapkali dipostulatkan secara hukum dengan istilah supreme authority within a territory. Bagi filosof RP Wolff, otoritas adalah ”The right to command and correlatively the right to be obeyed.”

Kesepakatan Menjaga Marwah Perbatasan.

Jabaran dari perjanjian damai Westphalia mengenai kedaulatan negara ini diabadikan dalam Piagam PBB. Khususnya dalam Pasal 2 (4), yang jelas menegaskan bahwa. Semua anggota PBB (negara) dalam hubungan internasional, agar menjauhkan diri dari tindakan mengancam atau menggunakan kekerasan terhadap integritas wilayah atau kemerdekaan politik negara lain. Atau dengan cara apa pun yang bertentangan dengan tujuan-tujuan PBB. Kedaulatan suatu negara terkandung di dalamnya adalah otoritas penuh menjalankan hukum yang dibuat oleh negara tersebut. Membuat dan menjalankan hukum dalam wilayah dan teritori negara adalah kebebasan mutlak negara tersebut dan tidak boleh dicampuri negara lain.

Hal lain yang juga menentukan bagaimana bangsa lain melihat dan menaruh respek terhadap kedaulatan perbatasan suatu Negara. Adalah dengan melihat kemampuan Negara itu dalam hal pengelolaan Ekonomi negaranya. Sulit untuk menghargai kedaulatan sebuah bangsa, kalau ternyata Negara itu tidak mempunyai kedaulatan dalam mengelola ekonomi negaranya. Seperti halnya dalam penegasan perbatasan, ternyata Indonesia juga mempunyai masalah serius dalam mengelola perekonomiannya. Minimal selama pemerintahan Orde Lama sampai jatuhnya Orde Baru.

Pada Era Reformasi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai -13% (minus 13%). Namun, perlahan tapi pasti ekonomi Indonesia semakin menunjukan pemulihan. Pada tahun 1999 ekonomi Indonesia naik menjadi 0,7%, jauh dari angka sebelumnya -13%. Ini sebenarnya belum maksimal dikarenakan investor masih belum percaya kepada ekonomi Indonesia kala itu. Ditambah krisis politik Timor Timur pada 1999 yang menyebabkan lepasnya Timor Timur Indonesia.

Kekuatan Ekonomi Menjaga Marwah Perbatasan.

Inflasi Indonesia yang sebelumnya menembus angka 75%, akibat dari depresiasi mata uang dan krisis ekonomi mampu ditekan hingga menjadi 14% pada 1999.  Hal ini tidak terlepas dari bantuan keuangan oleh lembaga perbankan dunia seperti IMF yang nilanya mencapai 40 Milliar $ AS  sehingga mampu membantu Indonesia untuk mengatasi krisis. Tercatat pada tahun 1998 hutang indonesia mencapai 70% dari total PDB.

Ekonomi mulai stabil sejak tahun 2000 an. Bahkan sejak 2000 – 2014 ekonomi Indonesia stabil dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi 5%. Dari sisi inflasi, inflasi paling tinggi hanya pada tahun 2000 yang mencapai 20%. Dan kembali tinggi pada 2005, 2008, dan 2010 yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak). Namun pada tahun 2012 hingga 2015 inflasi stabil bahkan dibawah 11% dan kini jauh lebih kecil lagi dibawah 4%.

Baca   Juga   :  Jadi Penulis Berhasil, Ya Mulai Saja Dulu

Dari sisi konstribusi PDB sektor pertanian, industri, dan jasa masih mendominasi. Bisa dituliskan ekonomi Indonesia setelah krisis yaitu sejak 2000 – 2014 berada dalam keadaan stabil. Dan pemerintah mampu mengatasi krisis dan menciptakan kondisi ekonomi dan politik yang stabil. Bahkan Indonesia berhasil menyelenggarakan pemilu pertama yaitu pada 2004 dengan sukses.

Yang secara tidak langsung membuktikan kepada para investor bahwa Indonesia masih merupakan negara yang aman dalam hal ekonomi maupun politik. Walaupun hutang pemerintah Indonesia meningkat. Artinya secara ekonomi Negara kita masih jauh tertinggal dari Negara-negara tetangga kita. Tetapi satu hal kita percaya Negara kita secara ekonomi sudah jauh lebih bagus dan sudah berada pada jalur yang benar. Bahkan banyak juga yang memprediksi Indonesia akan jadi kekuatan ekonomi Dunia di tahun 2030 an.

Pertahanan Untuk Menjaga Marwah Perbatasan.

Hal lain yang membuat orang lain menaruh respek pada perbatasan Negara adalah dilihat dari segi Pertahanan. Seperti apa Negara itu menjaga kedaulatan pertahanannya. Karena itu saya ingin memperlihatkan sisi pertahanan kita sebagai sebuah Negara kepulauan.  Pada hari kebangkitan Nasional di tahun 2015 Indonesia memperlihatkan pada dunia ada 40an kapal illegal pencuri ikan yang ditenggelamkan. Sebuah pengalaman nyata memperlihatkan bahwa ke depan Indonesia akan bertekad untuk mengamankan wilayah perairannya dari illegal apapun juga.

Meski harus diakui, apa yang dilakukan itu barulah aksi yang sesungguhnya tergolong kecil, bila dikaitkan dengan besarnya jumlah illegal fishing di laut kita. Kegiatan yang menjarah kekayaan laut Nusantara yang jumlahnya lebih dari 7000 kapal. Tetapi dengan hal itu setidaknya Indonesia telah berani mencanangkan dan bertekad secara sungguh-sungguh untuk menjalankan amanat UU nya.  Amanat untuk melindungi segenap bangsa di seluruh wilayah tumpah darahnya.

Sejatinya UU telah mengamanatkan bahwa Negara wajib melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Negara yang berada di pertemuan dua samudra (Hindia dan Fasifik) dan dua benua ( Asia dan Australia). Strategi pertahanan NKRI minimal, harus mampu memperhatikan realita geografi. Bahwa (i) wilayah negeri ini terdiri dari rangkaian pulau besar dan kecil, dengan luas perairan 5 juta km².

Kekuatan Ekonomi Penjaga Marwah Perbatasan.

Termasuk ZEEI serta daratan 2 juta km² (ii) ada tiga perbatasan darat, dengan seluruh rangkaian pulau dan kepulauan negeri yang terbuka dan berbatasan dengan sepuluh negara yang memiliki FIRE POWER yang berbeda beda. (iii) negeri dengan kewajiban menyiapkan 3 ALKI bagi dunia. Strategi pertahanan NKRI haruslah strategi pertahanan yang mampu manangkal, menindak dan memulihkan.

Baca  Juga     :  Semangat Membangun Perbatasan, Beranda Depan Bangsa

Kini kita sadar bahwa TNI AL kita harus kuat. Tetapi bagaimana menjadikan AL kuat kalau keadaan ekonomi nasionalnya masih dalam perjuangan? Di satu sisi kita memang harus sadar bahwa negara kita itu penuh hutang. Dan pertahanan negara kita itu diperkuat dengan alut sista bekas dan dengan tentara yang digaji ala kadarnya. Kalau kita bisa “nyadar” dan mau menyadari sebagai bangsa, barulah kita sadar alangkah “lembeknya” negeri ini. Yang masih memberi pengampunan bagi para koruptor yang merusak sendi-sendi kehidupan bernegara.

Karen Mingst (Mingst,199:120) mengatakan, geografi bukan sekedar penghias peta, dan konfirmasi fisik bukan sekedar data. Memiliki letak geografi yang strategis tidak cukup menjadikan suatu negara berpengaruh. Tapi yang lebih utama lagi adalah bagaimana negara itu memanfaatkan elemen geografiknya. Dan memberikan nilai tambah pertahanan secara efektif demi kepentingan nasionalnya. Hal ini menjadi sangat penting. Jangan hanya terpesona oleh Kapal Armada yang besar.

Manfaatkan Posisi Geografi Menjaga Marwah Perbatasan.

Tetapi berdayakanlah letak dan posisi Pulau-pulau Nusantara ini sehingga bisa menjadi jauh lebih kuat dari Kapal Armada manapun juga. Harapannya, Indonesia dapat memanfaatkan potensi maritimnya untuk menggerakkan perekonomian nasional. Sehingga dapat meningkatkan pengaruh Indonesia di tingkat internasional. Pertumbuhan ekonomi  akan memberikan jalan buat membangun dan meningkatkan kekuatan Angkatan Laut.

Mau Jadi Pebisnis atau Petani Kopi
Mau Jadi Pebisnis atau Petani Kopi

Sangatlah mustahil mengembangkan perekonomian maritim tanpa adanya kemampuan untuk mengamankan wilayah perairannya, jalur perdagangannya. Termasuk rangkaian pelabuhannya serta semua kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Indonesia perlu mengawasi perairannya dan menyelesaikan berbagai persoalan penegasan perbatasannya serta memastikan tegaknya hukum di wilayahnya.

Secara sederhana sebenarnya Indonesia sudah mempunyai kemampuan untuk mempersenjatai negaranya sendiri. Indonesia telah memulai industri pertahanannya sejak tahun 1958. Hanya saja para pimpinan kitalah yang kurang menghargai kemampuan bangsanya sendiri. Masih lebih suka dengan prosuk alutSista negara lain. Lihatlah negara India, dan perhatikan pula China, kemampuan dua bangsa itu tidak ada yang istimewa. Tetapi mereka mampu membangun negaranya dengan cara mereka sendiri.

Kemudian lihat kita di Indonesia, semua kita punya, tetapi Negaranya sibuk dengan semua urusan yang bukan menjadi urusan demi kejayaan bangsanya.  Masih disibukkan dengan urusan demi golongan dan urusan demi partai. Dalam kondisi seperti itulah kita menjaga Marwah Perbatasan kita. Entah seperti apa bangsa lain melihat kita, biarlah itu mereka saja yang tahu. Harapan kita, semoga bangsa kita bisa sadar dan kukuh untuk mau memajukan bangsa dan Negara sendiri.

[1] Hamid Awaluddin Mantan Duta Besar RI Di Rusia Dan Belarus (Sumber : Kompas, 26 Januari 2016)

Kemiskinan Yang MengInspirasi.

Kemiskinan Yang MengInspirasi.

Oleh  : Harmen Batubara

Kemiskinan Yang MengInspirasi. Kemiskinan sebenarnya memberikan Manfaat besar bagi yang bisa mengambil manfaatnya.  Meskipun miskin itu sesuatu yang tidak enak, tetapi ia mampu memberikan manfaat yang tidak ternilai harganya. Sesungguhnya, sungguh menarik kalau kita meng eksplore kehidupan manusia yang merasa kurang beruntung. Manusia-manusia miskin. Pengalamanku mengatakan menjadi Miskin itu sesungguhnya adalah sebuah Kesempatan. Karena tidak semua orang bisa merasakannya.

Boleh dikatakan hampir semua manusia bisa melewatinya. Tapi kenapa mereka tetap miskin? Ya itulah persoalannya. Karena mereka ternina bobokkan oleh kemiskinan itu sendiri. Mereka jadi terlena. Mereka tidak mencari jalan keluar dari kemiskinan itu. Sebagian dari mereka, memang karena tidak tahu jalannya. Mereka memang tidak tahu jalan kehidupannya. Sehingga mereka seolah-olah terlihat tidak punya Mau. Tidak jelas apa Maunya. Manusia yang tersesat ke kehidupan yang TIDAK DIA INGINI. Setiap Asa Bertabur Nikmat.

Setiap Asa Bertabur Nikmat
Setiap Asa Bertabur Nikmat

Prinsipnya adalah bahwa Apa yang Kita Pikirkan Akan menarik dan direspon oleh “alam sekitar kita”.  Dan akan memberi respon secara langsung terkait apa yang kita Pikirkan. Masalahnya? Apakah kita bisa meyakinkan lingkungan Kita? Disitulah persoalannya. Kalau lingkungan sekitar mempercayai niat atau pikiran Kita maka jadilah Kita seperti apa yang Kita inginkan dan Sebaliknya. Jadi sederhananya.

Apa Itu Kemiskinan Yang MengInspirasi.

Ketika Kita menginginkan sesuatu, dan mengatakannya atau “mendeklarasikannya” dengan jelas.  Percayalah lingkungan di sekitar Kita akan berpartisipasi untuk mewujutkannya. Disini hukum atraksi ( Law Of Attraction”) akan fasilitasi “keinginan Kita dengan alam sekitar” untuk mewujutkannya buat Kita.

Sederhananya. Kalau anda punya keinginan sungguh-sungguh dan berusaha untuk itu? Maka percayalah “jagad Raya” atau alam ini akan membantuMu mewujudkannya. Misalnya kalau Anda mau keluar dari Belenggu Kemiskinan. Baca Buku “Setiap AsaBertabur Nikmat”. Buku yang berisi “Road Map” keluar dari Belenggu Kemiskinan.

Lalu Deklarasikan NiatMu. Nyatakan dengan Tegas” bahwa Kau Ingin SukSes, Berhasil dan tidak mau Hidup Miskin. Percayalah Alam sekitar akan memberikan responnya. Jagad Raya akan membantuMu. Kalau Kau Yakin maka Alam pun akan Yakin Padamu dan Kau Pasti Berhasil.

Masih ingat dengan kisah Bob Sadino? Pria yang awalnya mau membuka “ Taksi Berkelas” dengan mobil Merci yang dia kemudikan sendiri? Sayangnya. Pada masa itu mobilnya tabrakan dan hancur? Kemudian dia terpaksa jadi Kuli bangunan dengan upah setara Rp 100 ribu perhari? Ya dia sungguh terpukul, dan mengalami depresi. Tapi untunglah, suatu hari sahabatnya memberi saran untuk mencoba terapi “pelihara ayam”.

Petaka Dan Kemiskinan Yang MengInspirasi. Itu Nyata.

Maksudnya dengan membuat  kesibukan yang bermanfaat  baginya yakni dengan memelihara ayam, maka kesehatannya bisa pulih kembali. Ternyata cara itu berjalan baik, dan malah Bob Sadino bisa melihat peluang baru dari BERTERNAK AYAM. Bob Sadino mampu melihat peluang bisnis dari telur ayam. Tidak punya modal? Tidak jadi soal. Bob  menghubungi sahabatnya, Sri Mulyono Herlambang untuk mengirimkan 50 bibit Ayam broiler langsung dari Belanda.

Bob yang pada saat itu, sama sekali masih asing dengan ketrampilan berternak ayam. Belajarnya hanya dari majalah. Tetapi ternyata bisa dan malah berhasil menjualkan telur ayamnya, mulai dari hanya hitungan biji perhari hingga jadi puluhan Kilo. Artinya dia bisa mengatasi permasalahan kemiskinannya ketika ia berhasil menghasilkan “telor ayam” puluhan kilo perminggu.

Saya ingin memperkenalkan salah satu  dari pendekar Kemiskinan itu. Aku  suka Dahlan Iskan. Saya senang  bukan karena keberhasilannya membangun Jawa Pos, atau karena keberhasilannya di dunia bisnis hingga jadi Menteri Negara. Dari penglihatan saya itu semua adalah efek samping dari keberhasilannya “menuntaskan kemiskinan” yang menderanya sejak lahir.

Tantangan dan Peluang, Kemiskinan Yang MengInspirasi.

Pergumulannya dengan kemiskinan berlangsung sejak dia lahir hingga menjadi “reporter” surat kabar lokal di Samarinda. Bayangkan, meski masih sebagai Reporter, tapi ia berhasil tercatat sebagai mahasiswa di dua universitas, IAIN dan Univ 17 Agustus dan juga berumah tangga.Sesuatu yang pencapaian yang hebat.

Kemiskinan telah membuatnya bisa melihat dunia apa adanya. Kalau kau berusaha pasti ada hasilnya. Hasilnya? Ya tergantung kualitas usahamu. Kemiskinan telah membuatnya bisa memanfaatkan Kain Sarung menjadi sesuatu yang luar biasa. Dahlan kecil  sudah biasa dengan CUCI KERING. Maksudnya cuci dan tungguin hingga kering. Kalau lagi mencuci baju, sarung bisa dikemulkan pada badan atasnya. Bila sedang mencuci celana, sarung bisa dijadikan bawahan.

Kalau sedang cari sisa-sisa panen kedelai di sawah  tetangga, sarung itu bisa dijadikan karung. Bila perut lagi lapar dan dirumah tidak ada makanan, sarung bisa diikatkan erat-erat dipinggang. Jadilah dia pengganjal perut yang bersahabat. Kalau mau sholat jadilah dia benda yang penting untuk menghadap Tuhan. Saat lagi kedinginan, jadilah dia selimut. Kalau sarung itu sobek masih bisa dijahit. Bila ditempat jahitan itu robek lagi, masih bisa ditambal. Kalau tambalanya pun robek, sarung itu belum juga akan pensiun. Masih bisa dirobek sesuai kebutuhan. Bagian yang besar bisa digunakan sebagai sarung bantal dan bagian yang kecil bisa dijadikan popok bayi.

Anugrah Kemiskinan Yang MengInspirasi.

Dahlan telah selesai dengan kemiskinannya. Pengalaman telah memberinya segalanya, yakni keyakinan. Masa-masa tahun 1975 an, adalah masa-masa kehidupan Koran,  kegiatan jurnalisme dan KORAN KAMPUS tumbuh subur. Suatu masa yang memungkinkan “munculnya” anak-anak muda ke panggung nasional. Semua semangat menyatu di sana, ada aroma perjuangan, aroma profesionalisme, ada uang dan ada ketenaran. Setahun kemudian Dahlan sudah kembali ke Surabaya dan menjadi wartawan Tempo. Ia menemukan dunianya di sana. Sejak saat itu keberhasilan demi keberhasilan dia capai, nggak ada redupnya.

Berikut saya ingin juga memperlihatkan bagaimana seorang anak muda dari keluarga miskin dan sangat bersahaja tetapi ternyata dalam perjuangan hidupnya mampu keluar dari Jebakan kemiskinan itu sendiri dan menjadi kaya Raya dan jadi Menteri Negara di saat uasianya masih tergolong muda. Dialah Bahlil Lahadalia.

Baca Juga  :  Jadi Penulis Profesional ? Tulis Saja Dulu

Kini siapa yang tidak kenal Bahlil Lahadalia, SE., terlebih lagi setelah ia dilantik menjadi Menteri Investasi/Kepala BKPM oleh Presiden Jokowi pada 28 April 2021. Menteri dengan dengan harta 300 Milyar. Sungguh sebuah pencapaian yang tidak mudah. Kalau tahu jalan hidupnya maka anda akan lebih kagum lagi pada sosok pemuda ini.

Kemiskinan Yang MengInspirasi.Bernama Bahlil Lahadalia.

Bahlil Lahadilia lahir di Banda, Maluku pada 7 Agustus 1976. Ia anak kedua dari delapan bersaudara pasangan Lahadalia dan Nurdjani. Leluhur ayah Lahadalia berasal dari Sulawesi Tenggara. Mereka merantau ke Kepulauan Banda, Maluku Tengah. Sedangkan ibunya, Nurdjani berasal dari Banda Neira, salah satu pulau di Kepulauan Banda, Maluku Tengah, Maluku.

Cara Membuat Website
Cara Membuat Website

Bahlil kecil menghabiskan masa sekolah dasar hingga pendidikan tinggi di wilayah timur. Ia menempuh sekolah dasar di SD Negeri 1 Seram Timur, kemudian melanjutkan ke jenjang sekolah pertama di SMP Negeri 1 juga  di Seram Timur, Maluku. Kemudian keluarganya pindah ke Fak-Fak, Papua Barat. Bahlil kemudian  melanjutkan pendidikan di SMEA YAPIS Fakfak, Papua Barat.

Pemuda yang  memasuki masa remaja di Fakfak Papua ini justeru datang dari keluarga biasa  yang sangat bersahaja. Bisa dibayangkan. Bapaknya adalah seorang kuli bangunan dan ibunya juga ikut membantu keluarga dengan bekerja sebagai pembuat kue-kue jajanan sekaligus sebagai Tukang Cuci pakaian bagi beberapa tetangga di sekitar mereka.

Miskin Tapi Lega, Kemiskinan Yang MengInspirasi.

Kalau dia ditanya awal mula jadi pengusaha dia malah mengatakan, sejak dari kecil saat SD dia sudah jadi “pengusaha” tetapi  sebagai penjaja kue. Jualan kue yang dibuatkan mamahnya.  Itu terjadi bukan karena ke inginannya, tapi karena hal itu harus dilakukan  dan terpaksa dilakukan. Karena memang saat itu keluarganya,  nyaris tidak punya apa-apa. Mamahnya terpaksa jadi tukang cuci atau laundry  di rumah tetangga. Ya sebagai spesialis cuci pakaian. Hal itu dilakukan untuk bisa membantu bapaknya yang bekerja sebagai  buruh atau kuli bangunan dengan gaji saat itu Rp 7.500/hari setara dengan Rp 100.000. saat ini.

Jadi keluarga dengan 8 orang bersaudara ini, awalnya 9, salah satu meninggal dunia. Bahlil adalah anak kedua. Jadi kondisinya memang sejak SD itu kalau  mau sekolah, ya harus bantu cari duit atau cari duit sendiri. Jadilah dia  penjual kue, menjajakan kue dari apa yang mamahnya  buat. Itu adalah bentuk keharusan. Keadaan menuntut nya harus melakukan sesuatu dan membantu keluarga nya  agar dapat hidup dan  mempertahankan kelanjutan hidup. Kalau nggak, nggak bisa bantu mamah dan keluarga saya, jelas tidak mungkin  adik-adik nya banyak. Begitu kenangnya.

Dalam kondisi seperti itulah kemudian dia bisa beli buku, bisa beli sepatu, bisa beli dan bermain kelereng dengan teman-temannya. Itu berlanjut terus sampai dengan SMP. Ketika saat  SMP, karena memang kondisi keuangan orang tua yang masih susah, dia pernah jadi  kondektur angkot. Jadi jualan ikan di pasar. Saat duduk di SMP kelas 3  dia juga pernah jadi pembantu excavator proyek saat musim libur sekolah. Malah ketika di SMEA, dia sudah punya SIM dan jadi sopir angkot. Lulus SMEA Bahlil berangkat ke Jayapura dan tinggal di asrama orang Fakfak.

konten marketing
konten marketing

Kerja dan Berkah Kemiskinan Yang MengInspirasi.

Bisa dibayangkan bagaimana ia bisa keluar dari Fak-Fak untuk melanjutkan pendidikan? Ini adalah tipikal masalah bagi remaja Kampung yang ingin melanjutkan pendidikan. Tetapi tidak punya uang dan saudara di Kota tempat pendidikan itu berada. Dari caranya hidup selama ini, sebenarnya dia sudah memeiliki ketrampilan “cara hidup” di Kotanya. Yakni kota Fakfak.

Dihatinya dia sudah sangat PD ( percaya diri) bahwa sebenarnya dengan “ketrampilan” dan pengalaman hidup yang telah dipunyainya selama ini.  Dia mampu hidup di Kota mana sajapun. Masalahnya dia lagi ngggak punya biaya untuk sekedar transportasi dan biaya pendaftaran untuk Kuliah. Tapi itupun dia percaya bisa mendapatkannya, itu sudah pasti. Masalahnya belum ketemu saja.

Baca Pula  :  Cara Meraih Satu Milyar Pertama Dari Bisnis Online 

Waktu itu dia putuskan berangkat ke Jayapura karena melihat teman-teman seangkatan nya pergi kuliah. Dia tahu, sebab teman-temannya memang sudah dari jauh jauh hari mempersiapkannya. Tetapi melihat teman-temannya pada berangkat. Dia lalu tertantang, kalau mereka bisa dan berani kenapa saya tidak? Dengan semangat seperti itulah Bahlil muda berangkat ke Jayapura. Soal nanti seperti apa? Ya bagaimana nantinya sajalah.

Bahlil muda memilih berangkat ke Jayapura, karena pilihan itulah yang paling realistis. Keluarganya memang tahu kalau ia ke Jayapura tetapi hanya sebatas sebagai perantau bukan untuk Kuliah. Bahlil muda berangkat ke Jayapura. Saat itu dia hanya membawa ijazah, baju juga cuma punya tiga stel, ditambah SIM (Surat Izin Mengemudi). Dia berangkat tanpa Koper atau Tas, yang ada hanya KANTONG KRESEK.

Tak Ada Beban Kemiskinan Yang MengInspirasi.

Dia naik Kapal Perintis, dari Fakfak ke Jayapura. Waktu itu lama perjalanan diperlukan waktu dua minggu baru tiba ke Jayapura. Naik Kapal Perintis kan kondisinya juga sangat berbeda. Penumpang campur dengan kambing-kambing, kayu, keladi, sayur mayur dll., semua campur baur.  Kapal Perintis saat itu memang demikian kondisinya. Tapi ya senang saja.

Bahlil ahirnya mendaftarkan diri ke perguruan tinggi Swasta. Di Akademi Keuangan dan Perbankan (Akubank) kini menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Port Numbay, Jayapura. Kehidupan baru pun harus dimulai. Alhamdulillah di dekat asrama ada Pasar. Pasar itu posisinya agak di dalam sekitar 70-100 meteran dari pinggir jalan. Jadi setiap jam 5 subuh dia sudah bangun lengkap dengan grobak, sebagai porter belanjaan. Yakni membawakan belanjaan para pengunjung pasar hingga ke pinggir jalan ke tempat angkot lalu lalang.

Lumayan dari satu orang biasanya bisa dapat 200-250 rupiah. Pada hari berikutnya dia juga sudah siap dengan dagangan Koran lokal atau Koran Jakarta yang hari kemarin. Jual Koran juga ternyata menarik, minimal bisa beli makan sarapan hingga makan siang, bahkan kalau lagi untung kisa dapat sampai beli makan malam. Bahlil muda sudah bisa melihat peluang itu, memang tidak mudah tetapi jalannya sudah ada. Bahwa hasilnya tidak seberapa, tidak masalah.  Bahwa jalan seperti itu berat ya..benar benar berat..tapi ada jalan keluarnya.

Kemiskinan Yang MengInspirasi. Suatu Anugrah.

Pengalaman hiduplah yang membuat ia bisa berintegrasi dengan lingkungannya. Masa-masa itu adalah tahun-tahun 97-98, dimana pemerintah Orde Baru mengalami keterpurukan ekonomi yang parah. Demonstrasi ada dimana-mana yang menuntut perbaikan. Bahlil muda terpanggil, ikut demo, disamping tetap cari makan sendiri dan biayai kuliah. Pada semester ke lima, Bahlil muda malah suda terpilih jadi Ketua Senat Mahasiswa. Pergerakan mereka ini bisa dikatagorikan masuk pada Angkatan 66. Menurut Bahlil mereka termasuk angkatan 66 di Jayapura.

Jadi kalau disebut angkatan 66 Jayapura, ya mereka inilah pelakunya.  Semester 5 Bahlil sudah jadi ketua senat, setelah itu semester 6 dia mulai berpikir bahwa dia harus menghentikan kemiskinan ini. Waktu itu tekad nya mengatakan begini, kemiskinan harus distop. Kemiskinan ini paling tidak baik. Masih tahun itu juga, dia bersama-sama kawan kawannya mendirikan perusahaan keuangan berbasis IT. Dia jadi Direkturnya dengan gaji bulanan 35 juta/bulan. Nggak kebayangkan? Tapi tiulah Bahlil muda, sejak saat itu dia terus membangun bisnisnya dan merambah keberbagai bidang. Bisnisnya melaju dan berkembang yang membuatnya kaya raya.

Cara manulis artikel pemasaran
Cara manulis artikel pemasaran
Penulis Profesional Bahagia Dengan Tulisannya.

Penulis Profesional Bahagia Dengan Tulisannya.

 leh Harmen Batubara

Kalau secara “to the point” maka makna penulis professional itu, sebenarnya lebih merujuk kepada pekerjaan. Penulis Profesional, Bahagia Dengan Tulisannya. Ya sebagai pekerjaan penulis Profesional yang sudah memasang tariff atas berbagai tulisan yang ia hasilkan. Disini  kepenulisan itu, sudah jadi komoditas professional yang ada kualitas, karakter dan lengkap dengan harganya. Pada hakekat sebenarnya, entah apapun perangkat keprofesionalismean pekerjaan anda.

Artikel Marketing, Lebih Kuat Dari Iklan.
Artikel Marketing, Lebih Kuat Dari Iklan.

Maka yang lebih penting adalah apakah anda bahagia dengan pekerjaan anda. Kalau anda senang dan bisa bahagia karenanya maka itu sudah cukup. Mau disebut sebagai penulis professional atau penulis saja, tidak akan buat perbedaan. Kalau tulisan anda sudah punya “trade mark” tersendiri serta punya komunitas yang jadi penggemarnya, maka itu saja sudah lebih dari Cukup.

Pernahkah terlintas dalam pikiranmu bahwa penulis terkenal, punya nama, kaya secara material dan hidup ala selebriti di berbagai dunia panggung? Tetapi sebenarnya mereka juga hanyalah penulis biasa saja. Penulis yang siapa saja sebenarnya bisa menuliskannya. Anda pasti ingin klarifikasi? Masa Sih? Cobalah perhatikan. Berbagai  tayangan live Show  di Televisi, terserah  apa genrenya. Ada banyak  penggemar dan berhasil menghasilkan “bintang” bintang  tenar, kaya raya dsb dsb.

Betulkah Penulis Profesional Bahagia Dengan Tulisannya.

Apakah tayangan atau show itu memang bagus? Nope! Belum tentu? Memang ada yang bagus tetapi lebih banyak lagi yang biasa-biasa saja. Lalu apa intinya? Ya lihatlah industeri yang melahirkan bintang dan mega bintang nya itu. Merekalah yang punya hajat, merekalah yang punya “selera” dan merekalah yang menentukan mana bintang yang Top dan mana yangTop sekali.

Baca Juga : Menjadi Penulis Pro Dengan Memanfaatkan Logika SEO

Nah di sanalah bedanya. Kalau banyak anak muda yang ingin jadi penulis Idola, berkarya, dan kaya raya maka jadilah bagian dari “pentas Show” yang diusung oleh industeri penerbitan. Bukan apa-apa. Karena begitu mereka berhasil menjadikan sebuah buku “Booming”, maka perhatikanlah hanya dalam hitungan minggu akan muncul lagi buku-buku baru yang lebih hebat, yang lebih “booming” dari yang sebelaumnya.

Padahal hanya dalam tenggat waktu yang demikian terbatas?  Kapan Penulisnya bisa menuliskannya? Karena mesin industeri penerbitan itu bekerja, mereka mampu mendikte selera Anda kalau tidak membaca buku terbitan mereka, pasti anda tergolong kuno. Nggak tahu jaman, nggak gaya, nggak ngarus dst dst.

Memahami Pasar, Penulis Profesional Bahagia Dengan Tulisannya.

Hanya satu tindakan yang harus anda ambil. Membeli buku mereka, dan menyebut sang Penulisnya sebagai “penulis hebat, penulis cerdas” yang dilahirkan zaman. Kalau anda berani menyebut yang sebaliknya, maka anda pasti dibilang tidak punya akal sehat dan anda memang orang yang tidak bisa mengikuti zaman. Itulah dunia panggung. Industeri memang harus mampu membuat panggung- panggung yang melegenda.

konten marketing
konten marketing

Tanpa itu rasanya sepi. Masalahnya? Apakah anda berada dalam “radar” mereka? Kalau tidak ya anda hanya akan jadi sekedar penulis professional. Memang tidak kaya sekali, tetapi anda layak hidup seperti para professional lainnya. Mungkin tulisan ini akan sedikit banyak bisa membantu anda untuk menjadi penulis professional.

Penulis Yang Tahu Selera Pasar   Tapi jangan salah persepsi, setiap segmen ( niche) mempunyai pasarnya sendiri-sendiri. Ada pasar yang ramai, tetapi hanya diminati oleh para pembaca yang menengah ke bawah. Sebaliknya ada juga segmen yang sebenarnya tidak banyak peminatnya, tetapi umumnya disukai oleh mereka yang punya daya beli.

Mengikuti Zaman, Penulis Profesional Bahagia Dengan Tulisannya.

Dan banyak lagi ragamnya. Sekarang memang semua sudah ada “perangkat” atau “tool” yang bisa membantu anda. Anda bisa membaca selera pasar pada segmen yang anda suka lewat “Google” jelasnya “Google Keyword Planner” atau berbagai software yang memungkinkan anda tahu dengan benar, seperti apa sebenarnya “realitas” segmen yang akan anda kan tulis.

Baca Pula : Pengalaman Jadi Penulis Harian Koran Lepas 

Begitu anda happy dengan segmen yang akan anda tulis, maka lakukanlah Riset perihal segmen yang akan anda tulis. Riset di sini adalah lewat “dektop” publishing artinya riset lewat berbagai tulisan Online terkait segmen yang akan anda tulis tersebut. Ingat kalau melakukan riset, perhatikan obyek yang anda riset, pilih juga kredibilitasnya.  Anda harus telaten saat dimana anda memanfaatkan data apa adanya dan pada saat yang mana harus memilih data dari sumber-sumber yang punya kredibilitas.

Misalnya dari kalangan penerbit atau harian yang sudah punya jam terbang puluhan tahun; dari data atau publikasi kalangan universitas ternama; serta publikasi yang bisa anda yakini kredibilitasnya. Kemudian yang juga tidak kalah menariknya.  Apakah nantinya anda dalam menerbitkan buku tersebut hanya mengandalkan pada para penerbit “Mayor” yang memang hidupnya besar dari dunia penerbitan Buku?

Memotivasi Diri, Penulis Profesional Bahagia Dengan Tulisannya.

Atau anda terbitkan sendiri lewat pola “Selfpublishing” yang memadukan website pribadi, website toko Online sendiri serta memanfaatkan website mall; seperti Bukalapak com, Tokopedia com, Lazada, Alibaba, Amazon com Dll. Anda bisa memanfaatkan berbagai media website anda sendiri dengan kombinasi website pro yang memang sudah ada di pasar yang bisa anda manfaatkan secara gratis.

Seperti kata seorang sahabat, kalau masih menulis hanya dengan mengandalkan mood, pertimbangkan ulang cita-citamu untuk jadi penulis profesional! Karena bagaimanapun tak bisa hanya mengandalkan mood. Penulis yang profesional memperlakukan aktivitas menulisnya sebagai sebuah pekerjaan yang tetap harus dilakukan setiap hari, tanpa peduli mood dan situasi hati. Tak peduli habis patah hati, gagal ujian, atau baru saja bertengkar dengan pacar  atau isteri. Intinya tak ada alasan untuk tidak menulis. Ada banyak hal yang orang lupa kalau melihat dunia seorang penulis. Ibarat rutinas seorang prajurit professional, menulis juga harus punya jadwal-jadwal yang sudah tersusun dan dipraktekkan dengan baik.

Seorang prajurit kegiatannya dikerangkakan oleh waktu dan waktu. Jam 06.45 dia sudah harus apel pagi ( apel nya memang jam 07.00 tapi dia sudah harus di posisi apel 15 menit sebelumnya, itu berarti sudah harus bangun jam 04.30). Kegiatan Apel pagi diikuti dengan rutinitas senam pagi, dan nanti baru selesai jam 08.00 Kegiatan berikutnya sesuai dengan tugasnya masing-masing sampai Isoma ( istirahat Sholat makan siang) pada Jam 13.30. Kegiatan berikutnya sampai Jam 15.00. Diikuti Apel Siang.Jam 16.00-17.30 kegiatan ekstra;  Jam 21.00-21.30 Apel malam dst dst.

Kreatif juga Antusias, Penulis Profesional Bahagia Dengan Tulisannya.

Dalam kerangka waktu yang seperti itulah mereka membina kesegaran atau kesemaptaan tubuh, ketrampilan bela diri, kemampuan profesionalnya dst dst. Kehidupan seperti itu sudah jadi suatu ritme. Dalam garis besarnya mereka mempunyai waktu –waktu yang bervariasi sesuai satuannya masing-masing. Yakni waktu untuk penugsan di lapangan; waktu untuk pendidikan ; dan waktu penugasan di satuan.

Kalau di lapangan biasanya mulai dari 3 bulan-satu tahun penugsan; pendidikan biasanya tergantung jenis dan tingkatannya dengan durasi satu bulan-satu tahun. Dengan cara itulah mereka menempa diri hingga akhirnya jadi prajurit professional. Polanya bisa jadi tidak sama persis, tetapi seperti itulah garis besarnya. Saya tahu itu, karena saya ada di lingkungan itu selama 30 tahun.

Penulis Profesional Kreatif Juga Antusias.

Begitupulalah seorang penulis, dia harus mempu membuat kerangka kerjanya. Kerangka cara dia meningkatkan kemampuan profesi kepenulisannya sendiri.  Dan juga menjaga kebugaran tubuhnya. Bisa dibayangkan kalau model penulis yang dalam satu hari bisa duduk di depan Laptop 6-7 jam disamping seruputan minum kopi. Kalau dia tidak menyediakan waktunya untuk melatih kebugaran tubuh minimal satu jam per hari. Maka percayalah dia akan tidak pernah sampai di sana (jadi penulis professional). Hanya dalam tubuh yang sehatlah maka akan muncul kemampuan menulis yang baik dan professional.

Bahwa penulis itu selama ini dipersepsikan seperti kehidupan seniman, yang bekerja hanya kalau lagi mud, penuh sensasi dan berbagai atribut kesenimanan lainnya. Percayalah itu semua hanya sebuah persepsi yang keliru. Penulis professional itu justeru hidupnya penuh disiplin, bahkan melebihi disiplinnya seorang prajurit. Kenapa? Karena dia harus mampu mengatur jadwalnya sendiri. Mengatur strategi bagaimana ia mendapatkan penghasilan; bagaimana ia meningkatkan kemampuan profesionalnya dan menjaga stamina tubuhnya sendiri dan membina keluarganya.

Affiliasi Cara Dewa
Affiliasi Cara Dewa
Warga Papua DiTengah Pembangunan.

Warga Papua DiTengah Pembangunan.

Oleh Harmen Batubara

Warga Papua DiTengah Pembangunan. Pembangunan itu membutuhkan infrastruktur lengkap dengan budayanya, mau tidak mau dia akan menggerakkan kehidupan warga yang ada. Apapun itu adanya. Persoalannya kalau warga itu masih dalam tahapan masyarakat peramu dan pemburu maka yang timbul adalah kehawatiran. Kehawatiran bahwa pembangunan itu justeru hanya akan menyingkirkan warga yang akan dibangun itu.

Kebun Karet Bagi Warga Perbatasan Papua
Kebun Karet Bagi Warga Perbatasan Papua

Sesuatu yang sangat rasional. Hal seperti ini akan selalu berulang. Hal seperti itulah yang disampaikan Cahyo Pamungkas saat peluncuran buku Pembangunan, Marginalisasi, dan Disintegrasi Papua secara daring, Jumat (11/9/2020). Buku yang diterbitkan oleh Imparsial, TIFA, Forum Akademisi Papua Damai, dan Parahyangan Centre for Democracy and Peace Studies ini menggarisbawahi pentingnya dialog untuk menjembatani perbedaan persepsi tersebut.

Tidak ada yang baru di sana, kecuali persepsi orang atas ajakannya untuk “berdialog”. Entah apa maksudnya. Pembangunan itu memang pembawa perubahan, dan bagi mereka yang tidak bisa berubah pasti tertinggal dan ditinggalkan. Sepintas memang kejam, tetapi itulah kenyataan. Tidak ada pembangunan yang “TAYLOR MADE” sesuai dengan keadaan warganya, karena pembangunan itu adalah pembawa perubahan terbaru pada zamannya.

Mensejahterakan Warga Papua DiTengah Pembangunan.

Perubahan zaman ke arah yang lebih rasional sesuai tuntutan zaman. Bagaimanakah pembangunan yang cocok untuk warga tradisional yang masih dalam tahap peramu dan pemburu? Pertama berdayakan warganya, dan teruskan pembangunan infrastrukturnya. Keduanya diserasikan. Sederhana dan tidak perlu mutar-muter.

Budaya Peramu dan Pendulang adalah sebuah pencapaian dalam bertranformasi. Budaya  cari makan secara meramu, berburu dan mendulang. Menurut Koentjaraningrat masuk dalam unsur-unsur kebudayaan manusia universal. Masyarakat yang mendiami wilayah perbatasan dan pedalaman Papua masih menganut “budaya peramu dan pendulang”. Meskipun termasuk unsur kebudayaan universal, namun masih berada pada kualitas primitif.

Dalam sistem hidup berkelompok yang kecil-kecil dan belum masuk dalam kategori unsur-unsur kebudayaan industrial atau kebudayaan modern. Budaya yang menggunakan teknologi. Masyarakat Papua itu khususnya yang diperbatasan dan pedalaman baru sampai pada tahap peradaban transisi dari primitif menuju peradaban tradisional. Hal seperti ini, memerlukan strategi adaptasi.

Baca  Juga  :  Membangunan Perbatasan Berbudaya Papua

Strategi Adaptasi, Warga Papua DiTengah Pembangunan.

Seperti apa Budaya Papua dan bagaimana pula karakter kemiskinan di tanah Papua itu?[1] Karakter kemiskinan di Papua bersumber dari kultural atau budaya. Di Papua nilai sosial jauh lebih tinggi dari nilai ekonomi. Hampir setiap rumah di Papua bukan berisi keluarga inti, yaitu bapak, ibu dan anak. Setiap rumah berisi keluarga besar. Akhirnya gaji (pendapatan) tidak cukup untuk kebutuhan sebulan.

Sistem budaya mengkondisikan bapa, ade, ipar, mertua tinggal bersama. Belum lagi acara adat yang melibatkan seluruh keluarga besar dengan biaya yang besar juga. Hasil pertanian yang seharusnya memiliki nilai ekonomi yang besar, akhirnya menjadi tidak berharga. Karena kerabat, hasil pertanian ,dibagi bagikan akhirnya menjadi tidak mencukupi.

Menjadi orang Papua miskin di pegunungan tentu lebih sederhana bila dibandingkan dengan orang Papua miskin di daerah perkotaan.  Sebab meski tidak punya uang di pegunungan sepertinya tidak jadi persoalan. Karena yang jualan juga tidak ada. Berbeda dengan di Kota, semua serba harus beli. Bisa anda bayangkan hidup di kota tanpa uang di tangan. Untuk sekedar makan masih bisalah ngutang di warung tetangga. Tetapi begitu ada yang sakit atau dapat musibah? Dunia jadi gelap.

Uang Perlu, Warga Papua DiTengah Pembangunan.

Untung sekarang  di era Jokowi sudah ada BPJS, sudah ada kartu Pintar dan Kartu Sehat. Masalah seperti ini tentu berlaku di kota-kota seluruh Indonesia. Kalau di Bandung atau Jakarta, mereka masih bisa cari uang kontan lewat apa saja. Misalnya jadi tukang pacul musiman. Mereka bawa pacul dan pergi ke kota, ada saja yang memerlukan jasanya. Satu minggu kemudian pulang ke kampungnya dan bawa uang.

Membangun warga Papua asli sebenarnya sama maknanya dengan menjadikan warga Papua yang masih hidup dengan pola Meramu dan Berburu (Mendulang) menjadi Petani. Warga di daerah perbatasan, pedalaman dan warga pekerja serabutan di perkotaan. Mereka membutuhkan sesuatu yang bisa menghasilkan lewat bertani (di pedesaan_ dan punya ketrampilan di perkotaan). Intinya sesungguhnya warga miskin itu perlu pekerjaan yang selalu bisa memberi mereka penghasilan.  Misalnya punya kebun karet.

Kebun karet adalah ATM di perdesaan. Pagi mereka menyadap karet, siangnya sudah dapat uang. Apakah susah memberikan kebun karet atau kebun Kopi pada warga Papua? Tanah luas, dana operasional ada dana Otsus ada dana lainnya. Buat pola Transmigrasi.  Tapi khusus orang lokal. Sediakan lahan @dua hektar, siapkan lahannya, buatkan rumahnya; sediakan bibit.  Berikan obat hama dan juga beri mereka kebutuhan hidup selama satu tahun.

Penyelesaian Perselisihan Batas Daerah
Penyelesaian Perselisihan Batas Daerah

Jadi Petani, Warga Papua DiTengah Pembangunan.

Didik mereka agar jadi petani Karet, atau petani Kopi yang baik. Maka mereka akan jadi tuan bagi diri mereka sendiri. Apakah Pemda tidak bisa membuatkan mereka modal seperti ini? Sementara untuk anak-anak mereka diberikan kartu pintar dan kartu kesehatan ala Jokowi. Sungguh membangun negeri ini sebenarnya tidaklah susah. Pemda bisa melakukan itu. Hanya saja pemda sering berpikirnya terlalu rumit dan terlalu jauh.

Menurut penelitian kalangan Missionaris di Papua, Kebun karet cocok untuk menjadi tumpuan hidup warga Papua asli. Berbeda dengan kebun sawit, sawit adalah tanaman industri yang pengelolaannya ikut pola dan disiplin yang tinggi. Mulai dari pemberian obat hama, penyiangan rumput, dan pemetikan hasil semua sudah harus sesuai jadwal. Kalau tidak bisa merawatnya sesuai jadwal maka hasilnya akan busuk. Hal seperti ini, tidak cocok bagi warga Papua yang umumnya masih tradisional dan “malas”.

Kebun karet lain, dia tahan banting dan umumnya mudah di rawat. Demikian juga dengan cara memanennya. Kalau pagi misalnya hari hujan, nanti agak siangan masih bisa “menyadap” karetnya. Pengolahan hasilnya juga hampir tidak membutuhkan ketrampilan khusus. Siapapun bisa melakukannya. Itulah yang dilakukan Modestus  Kosnan (48).

Berikan Ketrampilan, Warga Papua DiTengah Pembangunan.

Meski terlihat berpeluh di bawah terik mentari membalik-balik lembaran karet putih. Karet yang dijemur disamping rumahnya, tapi ia senang. “Syukur hari ini tak hujan. Saya bisa menjemur karet sampai kering,” katanya. Modestus adalah salah satu warga Erambu yang berkebun karet. Karet selama ini menjadi sumber penghasilan utama bagi Modestus dan keluarganya.

Atau cobalah ke daerah-daerah penghasil Kopi di Papua, Anda akan tahu bahwa sebagaian warga Papua sudah trampil berkebun Kopi.  Dan punya penghasilan dari sana. Misalnya kopi Baliem[2] atau Kopi Wamena. Jelasnya di Papua  terdapat beberapa daerah  kopi dan sudah dikembangkan sejak jaman Belanda. Ada juga Kopi Timika yang tersebar di wilayah suku Amungme yakni di daerah Hoea, Tsinga, Utekini, dan Aroanop.  Juga ada Kopi Nabire.

Kopi Nabire lebih banyak tersebar di daerah Paniay dan Deiyai. ada lagi kopi Arfak dan Kebar di Manokwari dan Kopi Kaimana. Kopi berikutnya adalah Kopi Dogiyai, biasanya ditanam di sekeliling lembah Kamuu yang berada di pegunungan Mapia, di Kabupaten Dogiyai. dikenal sebagai biji kopi dogiyai, atau ‘Kopi Moanemani’.  Bisa dibayangkan kalau Pemda mempunyai program kerja yang bisa mempasilitasi agar warga Papua bisa punya kebun Kopi.

Strategi Adaptasi, Warga Papua DiTengah Pembangunan.

Menganalisa lebih jauh tentang “strategi adaptasi” dalam konteks warga Papua di perbatasan. Di pedalaman yang ada saat ini. Maka penguatan kapasitas Sumberdaya Manusia (SDM) menjadi salah satu hal mendasar yang perlu diprioritaskan. Agenda penguatan kapasitas SDM dalam “strategi adaptasi” ini akan menopang terwujudnya keunggulan dari masyarakat maupun daerahnya khususnya perbatasan dan pedalaman.

Kalau hal itu yang dibicarakan, maka peran pendidikan dan pelatihan menjadi sebuah titik konsentrasi yang fundamental untuk dikembangkan. Pendidikan yang mereka butuhkan, bukanlah pendidikan formal biasa seperti yang sudah kita kenal, tetapi pendidikan yang bisa membarikan mereka Kebun. Bisa membuat mereka kemampuan untuk mengelolanya dan bisa memasarkan hasilnya. Hingga mereka bisa hidup dari karyanya.

Pendidikan seperti itu menjadi pilar utama dengan pemamfaatan teknologi Tepat Guna menjadi suatu pilihan.  Pilihan yang mampu membekali SDM perbatasan, pedesaan pedalaman. Pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk pembukaan kebun karet, kopi atau Sagu. Seara tuntas sehingga mereka mampu mengelolanya. Dipercaya melalui pendidikan seperti ini, SDM perbatasan, pedesaan pedalaman dapat diproyeksikan untuk mampu membangun diri dan daerahnya sendiri.

Belajar Hidup, Warga Papua DiTengah Pembangunan.

Di mana nantinya dapat mendukung proses perwujudan kemandirian yang diagendakan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah. Teknologi tepat guna di tengah budaya peramu bisa di contohkan seperti berkebun karet rakyat, berkebun Pinang dan mengolah Pohon Sagu. Untuk agenda pendidikan ini, ada dua opsi yang perlu dijadikan pertimbangan.  Pendidikan yang berorientasi kepada kearifan lokal yang berlaku. Bisa juga dengan mengirimkan SDM ini untuk belajar di luar daerahnya, ke Pemda tetangganya yang sudah lebih maju. Sehingga mereka bisa merasakan sendiri manfaatnya.

Cara Mastah Menulis Konten Berkualitas SEO Friendly
Cara Mastah Menulis Konten Berkualitas SEO Friendly

Baca   Juga   : BumDes & BumNas Sinergis Rakyat Sejahtera

Balada orang Papua  menjadi PENDATANG BARU DIATAS TANAHNYA Sendiri sebenarnya adalah bagian dari proses adaftasi itu sendiri. Hampir semua warga pribumi mengalami hal seperti itu. Hal serupa itu kita bisa temui di Jawa pada awal tahun 70 an, yang lebih dikenal denganistilah “Ali Baba”. Maknanya yang punya adalah Ali (pribumi) tapi yangmengoperasikannya adalah Baba (pendatang, turunan tionghoa). Hal seperti itu terjadi juga di Malaysia Dll. Persoalan yang satu ini cukup rumit bagi siapapun di Papua. Kita bisa lihat contoh, bahwa beberapa pasar yang sudah dibangun di sana.

Setelah selesai kemudian sering terjadi tidak berfungsi sama sekali. Lalu ada juga pasar yang sudah dibangun itu, tetapi sama sekali tidak mengakomodir masyarakat asli Papua. Lalu mereka mengatakan bahwa  “mereka menjadi pendatang baru di atas tanahnya sendiri”. Padahal, awalnya mereka punya toko, mereka memang diberi jatah. Tetapi kemudian tidak punya modal dan tidak punya kemampuan. Kemudian Toko pindah tangan dengan cara illegal, mereka menjualnya. Mereka dapat uang tapi kemudian tersisih.

Perlu Proses,Warga Papua DiTengah Pembangunan.

Hal lain yang menarik dengan Papua adalah “Budaya Proposal”. Pernah dengar Budaya Proposal Ala Papua[3]. Budaya Apapula itu? Inilah salah satu sisi lain yang memprihatinkan. Mari kita dengarkan penuturan Gubernur Papua Lukas Enembe SIP, MH. Menurutnya  masyarakat Papua masih hidup dalam kemiskinan dan ketergantungan. Mereka belum bisa menolong dirinya sendiri.  Kemampuan mereka hidup sangat bergantung dari kebijakan pemerintah baik pusat, maupun daerah dalam hal ini provinsi dan kabupaten/kota.

Perubahan baru yang sangat merisaukan adalah “ cara hidup masyarakat Papua hidup dengan budaya proposal ”. Budaya proposal sudah menjadi budaya baru, “sehingga setiap ganti kepemimpinan pasti selalu memiliki pengalaman yang sama. Karena itu, beberapa waktu lalu saya telah membakar kurang lebih 20 ribu proposal yang telah dimasukan ke Pemerintah Provinsi Papua[4]. Gubernur menuturkan, keputusannya untuk membakar seluruh proposal tersebut  sudah melalui perang bathin yang luar biasa dalam hatinya.

Gubernur berdoa pada Tuhan meminta kekuatan agar dapat menyelamatkan masyarakat Papua sehingga mereka terbebas dari rasa ketergantungan yang tinggi terhadap kebijakan pemerintah. Yang pada akhirnya akan menyusahkan dan melemahkan kekuatan dirinya. ‘’Keinginan saya adalah masyarakat Papua dapat keluar dari ketergantungan terhadap kebijakan pemerintah. Menggali dan mengelola potensi yang ada pada mereka dan sekitar mereka agar dapat bermanfaat bagi kehidupann mereka,’’ Ujarnya waktu itu.

Warga Papua DiTengah Pembangunan.

Budaya Proposal ini telah membuat ketergantungan dan pengharapan kepada pemimpinnya dengan cara yang kurang mendidik.  Karena memang tidak lebih dari “memintak belas kasihan”, meminta sumbangan demi kepentingan keluarga dan diri pribadi. Memintak kepada Putra daerah yang jadi Pemimpin mereka. Mereka merasa karena dukungannya maka sang peminpin akan hidup senang dan jadi peminpi mereka. Tentu tidak ada salahnya memintak bantuannya.

Seperti yang dikatakan Enembe, berat memang untuk mengubah kultur Papua yang kesemuanya penuh ketergantungan. Tapi sang Gubernur tetap akan bekerja keras selama masa kepemimpinannya agar masyarakat Papua dapat Bangkit dan Mandiri serta Sejahtera. Harapan ini tidak muluk-muluk sebab banyak langkah konkrit dan strategis yang sedang  diperjuangkan dan laksanakan sesuai dengan visi misi Gubernur Papua Bangkit Mandiri dan Sejahtera.

“Sang Gubernur selalu mengingatkan kepada semua komponen masyarakat di Papua. Baik aparatur pemerintah, lembaga swadaya masyarakat adat serta komponen lainnya. Untuk selalu bekerja dengan hati, dengan penuh kerendahan serta jujur maka Tuhan akan memberkati masyarakat dan tanah Papua.

 

  • [1] Saya lalu ingat klipping saya tentang kemis kinan di Papua. Pada tahun 2008 ada wawancara wartawati Jubi Angle Flassy dengan Dr Dirk Veplum, MS . Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Cendera wasih tentang bagaimana karakter kemiskinan di tanah Papua dan hemat saya masih relevan untuk dipergunakan melihat kemiskinan di Papua saat ini.
  • [2] https://www.omiyago.com/kopi-nusantara/550-omiyago-kopi-papua-baliem-100-gr
  • [3] Disebut Budaya Proposal, biasanya dalam setiap muncul kepeimpinan Baru (Gubernur, Bupati,Walikota) maka banyak warga (yang merasa “dekat” dengannya) mengajukan proposal untuk membangun sesuatu, bisa untuk ternak babi, bisa untuk menyekolahkan anak, bisa untuk memperbaiki rumah dll jumlah proposal itu bisa mencapai 20 ribuan.
  • [4] Ungkap Gubernur dalam sambutan tertulis yang disampaikan Asisten Bidang Umum Sekda Papua, Recky Ambrauw, pada pembukaan Musyawarah Daerah I Jaringan Aksi Perubahan Indonesia (JAPI), Rabu (2/10/2013) di Diklat Sosial Abepura waktu itu.

jadi Youtuber itu Mengasikkan
jadi Youtuber itu Mengasikkan