Jadi Penulis Profesional ? Tulis Saja Dulu. Pernahkah terlintas dalam pikiranmu bahwa penulis terkenal, punya nama, kaya secara material dan hidup ala selebriti di berbagai dunia panggung sebenarnya hanyalah penulis biasa saja. Penulis yang siapa saja sebenarnya bisa menuliskannya. Anda pasti ingin klarifikasi? Masa Sih? Cobalah perhatikan. Berbagai tayangan live Show di Televisi, terserah apa genrenya, ada banyak penggemar dan berhasil menghasilkan “bintang” bintang tenar, kaya raya dsb dsb.
Apakah tayangan atau show itu memang bagus? Nope! Belum tentu? Memang ada yang bagus tetapi lebih banyak lagi yang biasa-biasa saja. Lalu apa intinya? Ya lihatlah industeri yang melahirkan bintang dan mega bintang nya itu. Merekalah yang punya hajat, merekalah yang punya “selera” dan merekalah yang menentukan mana bintang yang Top dan mana yangTop sekali.
Nah di sanalah bedanya. Kalau banyak anak muda yang ingin jadi penulis Idola, berkarya, dan kaya raya maka jadilah bagian dari “pentas Show” yang diusung oleh industeri penerbitan. Bukan apa-apa. Karena begitu mereka berhasil menjadikan sebuah buku “Booming”, maka perhatikanlah hanya dalam hitungan minggu akan muncul lagi buku-buku baru yang lebih hebat. Yang lebih “booming” dari yang sebelaumnya. Padahal hanya dalam tenggat waktu yang demikian terbatas? Kapan Penulisnya bisa menuliskannya? Karena mesin industeri penerbitan itu bekerja, mereka mampu mendikte selera.
Mau Jadi Penulis Profesional ? Tulis Saja Dulu.
Anda kalau tidak membaca buku terbitan mereka, pasti anda tergolong kuno. Nggak tahu jaman, nggak gaya, nggak ngarus dst dst. Hanya satu tindakan yang harus anda ambil. Membeli buku mereka, dan menyebut sang Penulisnya sebagai “penulis hebat, penulis cerdas” yang dilahirkan zaman. Kalau anda berani menyebut yang sebaliknya, maka anda pasti dibilang tidak punya akal sehat dan anda memang orang yang tidak bisa mengikuti zaman.
Itulah dunia panggung. Industeri memang harus mampu membuat panggung- panggung yang melegenda. Tanpa itu rasanya sepi. Masalahnya? Apakah anda berada dalam “radar” mereka? Kalau tidak ya anda hanya akan jadi sekedar penulis professional. Memang tidak kaya sekali, tetapi anda layak hidup seperti para professional lainnya. Mungkin tulisan ini akan sedikit banyak bisa membantu anda untuk menjadi penulis professional.
Penulis Yang Tahu Selera Pasar Tapi jangan salah persepsi, setiap segmen ( niche) mempunyai pasarnya sendiri-sendiri. Ada pasar yang ramai, tetapi hanya diminati oleh para pembaca yang menengah ke bawah. Sebaliknya ada juga segmen yang sebenarnya tidak banyak peminatnya, tetapi umumnya disukai oleh mereka yang punya daya beli.
Cara Mudah Jadi Penulis Profesional ? Tulis Saja Dulu.
Dan banyak lagi ragamnya. Sekarang memang semua sudah ada “perangkat” atau “tool” yang bisa membantu anda. Anda bisa membaca selera pasar pada segmen yang anda suka. Lewat “Google” jelasnya “Google Keyword Planner” atau berbagai software yang memungkinkan anda tahu dengan benar apa yang lagi In. Seperti apa sebenarnya “realitas” segmen yang akan anda kan tulis.
Begitu anda happy dengan segmen yang akan anda tulis, maka lakukanlah Riset perihal segmen yang akan anda tulis. Riset di sini adalah lewat “dektop” publishing artinya riset lewat berbagai tulisan Online terkait segmen yang akan anda tulis tersebut. Ingat kalau melakukan riset, perhatikan obyek yang anda riset. Pilih juga kredibilitasnya. Anda harus telaten saat memanfaatkan data. Anda harus memilih data dari sumber-sumber yang punya kredibilitas. Misalnya dari kalangan penerbit atau harian yang sudah punya jam terbang puluhan tahun. Dari data atau publikasi kalangan universitas ternama. Serta publikasi lainnya yang bisa anda yakini kredibilitasnya.
Kemudian yang juga tidak kalah menariknya. Apakah nantinya anda dalam menerbitkan buku tersebut hanya mengandalkan pada para penerbit “Mayor” yang memang hidupnya hanya dari dunia penerbitan Buku? atau anda terbitkan sendiri lewat pola “Selfpublishing”? Sebab anda bisa memadukan website pribadi, website toko Online sendiri. Anda juga memanfaatkan website mall. Web seperti Bukalapak com, Tokopedia com, Lazada, Alibaba, Amazon com Dll. Anda bisa memanfaatkan berbagai media website anda sendiri. Bisa juga dengan kombinasi website pro yang memang sudah ada di pasar yang bisa anda manfaatkan secara gratis.
Motivasi Penulis Profesional ? Tulis Saja Dulu.
Seperti kata seorang sahabat, kalau masih menulis hanya dengan mengandalkan mood, pertimbangkan ulang cita-citamu untuk jadi penulis profesional! Karena bagaimanapun tak bisa hanya mengandalkan mood. Penulis yang profesional memperlakukan aktivitas menulisnya sebagai sebuah pekerjaan yang tetap harus dilakukan setiap hari. Tanpa peduli mood dan situasi hati. Tak peduli habis patah hati, gagal ujian, atau baru saja bertengkar dengan pacar, atau isteri. Tidak ada alasan untuk tidak menulis. Ada banyak hal yang orang lupa kalau melihat dunia seorang penulis.
Ibarat rutinas seorang prajurit professional, menulis juga harus punya jadwal-jadwal yang sudah tersusun dan telah dipraktekkan dengan baik. Seorang prajurit kegiatannya dikerangkakan oleh waktu dan waktu. Jam 06.45 dia sudah harus apel pagi ( apel nya memang jam 07.00 tapi dia sudah harus di posisi apel 15 menit sebelumnya, itu berarti sudah harus bangun jam 04.30).
Kegiatan Apel pagi diikuti dengan rutinitas senam pagi. Dan nanti baru selesai jam 08.00. Tugas berikutnya sesuai dengan kegiatan masing-masing sampai Isoma ( istirahat Sholat makan siang) pada Jam 13.30. Sesudah itu Kegiatan dilanjutkan sampai Jam 15.00. Diikuti Apel Siang. Jam 16.00-17.30 kegiatan ekstra. Jam 21.00-21.30 Apel malam dst dst.
Belajar, Latihan Mau Jadi Penulis Profesional ? Tulis Saja Dulu.
Dalam kerangka waktu yang seperti itulah mereka membina kesegaran atau kesemaptaan tubuh, ketrampilan bela diri. Kemampuan profesionalnya dst dst. Kehidupan seperti itu sudah jadi suatu ritme. Dalam garis besarnya mereka mempunyai waktu-waktu yang bervariasi sesuai satuannya masing-masing. Yakni waktu untuk penugasan di lapangan; juga waktu untuk pendidikan ; dan waktu penugasan di satuan.
Kalau di lapangan biasanya mulai dari 3 bulan sampai satu tahun penugsan. Untuk pendidikan biasanya tergantung jenis dan tingkatannya dengan durasi satu bulan-satu tahun. Dengan cara itulah mereka menempa diri hingga akhirnya jadi prajurit professional. Polanya bisa jadi tidak sama persis, tetapi seperti itulah garis besarnya. Saya tahu itu, karena saya ada di lingkungan itu selama 30 tahun.
Begitupulalah seorang penulis, dia harus mempu membuat kerangka kerjanya, kerangka cara dia meningkatkan kemampuan profesi kepenulisannya. Dan juga menjaga kebugaran tubuhnya. Bisa dibayangkan kalau model penulis yang dalam satu hari bisa duduk di depan Laptop 6-7 jam disamping seruputan minum kopi. Kalau dia tidak menyediakan waktunya untuk melatih kebugaran tubuh minimal satu jam per hari. Maka percayalah dia akan tidak pernah sampai di sana (jadi penulis professional).
Hanya dalam tubuh yang sehatlah maka akan muncul kemampuan menulis yang baik dan professional. Bahwa penulis itu selama ini dipersepsikan seperti kehidupan seniman, yang bekerja hanya kalau lagi mood. Seniman penuh sensasi dan berbagai atribut kesenimanan lainnya. Percayalah itu semua hanya sebuah persepsi yang keliru. Penulis professional itu justeru hidupnya penuh disiplin, bahkan melebihi disiplinnya seorang prajurit. Kenapa? Karena dia harus mampu mengatur jadwalnya sendiri. Mengatur strategi bagaimana ia mendapatkan penghasilan. Bagaimana ia meningkatkan kemampuan profesionalnya dan menjaga stamina tubuhnya sendiri dan membina keluarganya. Berlanjut….
Penulis Life Style Dot Com adalah penulis yang memahami dunia Dot Com. Ahli tentang SEO[1] terkait penulisan Artikel baik buat blog, sosial media, press release, e-book dan Buku. Bisa jadi sekaligus mengusung suatu brand yang bakal jadi pusat kegiatan bagi kepentingan kepenulisan atau usahanya dimasa datang. Sesuatu yang belum terbayangkan sebelymnya.
Baik sebagai penulis yang sekaligus mengembangkan brandnya. Apakah dia nantinya jadi pembicara, nara sumber dan atau expert pada bidangnya. Cobalah bertanya pada diri anda sendiri. Sebagai apa anda maunya dikenal dunia sekitarmu. Apa yang menjadi expertiesmu, seperti apa nantinya dirimu dilihat orang dalam tiga tahun lagi? bla..bla.
Namun sebelumnya cobalah memahaminya lebih sederhana. Berikut beberapa tip sederhana untuk mencapai kesuksesan di dunia Life Style Dot Com:
Kembangkan ceruk yang kuat: Fokus pada bidang keahlian tertentu dalam ruang Dot Com yang luas. Ini akan membantu Anda menarik audiens yang ditargetkan. Ini akan menjadikan diri Anda sebagai otoritas di bidang Anda.
Buat konten berkualitas tinggi: Publikasikan secara teratur konten berharga dan menarik yang sesuai dengan audiens target Anda. Ini dapat mencakup artikel informatif, postingan blog yang berwawasan luas, atau video yang menawan.
Master SEO: Optimalkan konten dan situs web Anda untuk mesin pencari. Maksudnya guna meningkatkan visibilitas dan menarik lalu lintas organik.
Era Penulis Life Style DotCom.
Bayangkan ada jutaan atau puluhan juta penulis bisnis online yang ada di dunia maya. Bisa anda gambarkan bagaimana agar orang bisa menemukan tulisan, dagangan atau bisnis anda. Tentu ini memerlukan suatu usaha yang berkualitas serta didukung talenta yang memahami bidangnya. Berlaku dari sisi teknis penulisan ataupun dari sisi SEO nya sendiri.
Karena itu anda dituntut dan jadi penulis yang memahami SEO. Anda perlu menguasai marketing, paham akan periklanan. Mengerti dan tahu akan dunia affiliasi marketing, tahu caranya membuat produk sendiri. Sebuah upaya yang memerlukan ketrampilan dan pengalaman.
Penulis era dot com diharuskan oleh zaman untuk memahami dunia Life Style Dot Com. Penulis yang seharusnya ahli tentang SEO terkait penulisan artikelnya. Hal itu berlaku untuk blog, sosial media, press release, e-book dan buku-bukunya. Terlebih lagi kalau ia sejak awal sudah mulai mengusung suatu brand (online) yang akan jadi pusat strategis kegiatan kepentingan kelanjutan kepenulisannya.
Kelanjutannya sebagai penulis itu sendiri atau kegiatan “bisnis” yang terkait dengan kegiatannya dalam berintegrasi dengan para teman-teman dan calon kastomernya. Tidak jadi masalah baik sebagai pusat pelatihan kepenulisan, bisa berupa marketingnya atau memperdalam ketrampilan pada keduanyanya. Pada waktu yang bersamaan sang penulis sendiri terus mengembangkan kemampuan expertiesnya, sembari mengembangkan usahanya baik itu jadi pembicara, nara sumber sesuai bidangnya.
Lifestyle dot com adalah gaya hidup masa online, era internet. Gaya hidup yang bisa melakukan kegiatannya dari mana saja sepanjang ada lap top dan jaringan online. Kalau anda penulis atau pebisnis online jenis PKL atau Pedagang Kaki Lima Online, kebayang anggak? Bisa jadi penampilan anda mungkin mirip anak muda seadanya dengan menjingjing laptop atau netbook ke sana ke mari. Kadang mangkal di café atau di taman kota sekedar mencari hot spot atau jaringan online.
Mengikuti Ritme Kehidupan.
Kemudian ia “membuka lapak”, mengecek apakah segala sesuatunya masih berjalan dengan baik. Melihat lihat iklannya di berbagai direktori dan kemudian menjadwalkan pengiriman surat–surat baru (email marketing) pada para pelanggannya. Setelah semuanya diketahui masih berjalan normal dan surat-surat baru telah terjadwal dengan baik ( hanya butuh waktu sekitar 20 -30 menit). Ia menutup lapaknya dan si anak muda ke Bank terdekat untuk menguangkan chek-cheknya atau melihat secara fakta uangnya di bank yakni dengan membuat print out buku-buku banknya pada minggu terahir.
Setelah itu ia kembali mencari tempat mangkal, bisa jadi di halaman belakang resto yang tengah persiapan makan siang. Ditempat yang lagi sepi itu, di sanalah ia mulai menuliskan berbagai artikel yang ia perlukan untuk konten di beberapa blognya. Bisa jadi meneruskan proyek penulisannya tentang E-book yang tengah Populer terkait Autoresponder murah yang tidak lagi perlu berlangganan seperti autoresponder biasa.
Tentu dan bisa jadi cuma satu kali beli dan setelah itu anda tidak perlu lagi bayar apa-apa. Apa yang menarik di sini adalah bagaimana seorang penulis bisa berperan sebagai penulis pada umumnya. Tetapi pada waktu yang sama menjadi seorang pengusaha Online. Bisa sebagai seorang affiliate, atau bisa juga sebagai blogger, atau malah menjual produknya sendiri. Gambaran seperti itulah yang kita sebut sebagai penulis Life Style Dot Com.
Mana ada sih bisnis yang semudah dan sefleksibel ini? Anda bisa cari dimana saja. Pasti anda tidak akan menemukan. Bayangkan enaknya punya kehidupan yang ditopang atau sebagai penulis di zaman online atau oleh bisnis online dengan gaya hidup ala lifestyle dot com. Kalau mereka yang sudah punya nama atau yang bergerak dengan bisnis online gedean, ceritanya lain lagi. Mereka melakukan bisnisnya bisa dari kapal pesiarnya, atau dari hotel berbintang lima di Hawaii atau di Bali.
Sisi Lain Penulis Life Style DotCom
Kantor virtualnya ada dimana-mana, ia cukup melakukan chatting dengan sang manajer operasionalnya, dan setelah semua di ketahui berjalan normal. Barulah ia mencek uang pemasukannya untuk kemudian larut dengan upaya mencari ide-ide untuk buku baru atau ide-ide baru untuk bisnis online yang lebih menjanjikan. Kehidupan sepertinya begitu menjanjikan. Apakah anda tidak tertarik dengan gaya seperti itu?
Benang merahnya, adalah bisnis online telah hadir dan membawa peluang besar yang belum pernah ada sebelumnya. Sebuah peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh siapa saja, sejauh mereka tahu ilmunya. Perlu anda ketahui, memulai dan mengembangkan bisnis internet Anda sendiri adalah salah satu cara terbaik saat ini yang bisa memberikan anda berbagai keuntungan.
Misalnya keuntungan dari segi permodalan, pengoperasian serta mampu memberikan anda kesempatan untuk memiliki lebih banyak penghasilan. Termasuk fleksibilitas, gaya hidup dot com. Nah kalau anda sebagai penulis, tentu zaman seperti ini adalah zaman yang penuh dinamika. Zaman yang bisa membuat anda jadi apa saja. Modalnya hanya dengan bermodalkan Laptop dan jaringan internet dan tentu saja kualitas kemampuan anda sebagai penulis atau pebisnis online.
Kemudahan Cari Informasi.
Bayangkan di meja anda seolah dihadirkan ruang buku atau referensi yang besarnya lebih besar dari lapangan sepak Bola Gelora Bung Karno? Yang benar? La iyalah. Coba anda bayangkan betapa hebatnya layanan informasi yang bisa anda dapatkan lewat Google (www.google.com), Bing, Yahoo dll. Coba ketikkan apa saja di Search engine nya Google misalnya. Maka dalam hitungan detik anda akan disuguhi ratusan juta info terkait apa yang anda mintak.
Hal itu bermakna ratusan jutaan lembar buku, yang kalau anda masukkan dalam satu ruangan; sungguh tidak terbayang betapa besarnya ruangan yang anda perlukan. Kehidupan Life Style Dot Com benar-benar memperlihatkan kekuatan abad informasi. Dunia ini ada dalam jinjingan tangan anda, ruaarrr biasa. Kalau kita tidak bisa memanfaatkannya, maka itu adalah sesuatu yang tidak terbayangkan?
Percaya atau tidak, semua ini bukan mimpi tetapi bisa anda wujudkan. Anda hanya perlu seseorang yang bisa menunjukkan caranya untuk anda atau sebuah buku yang bisa menunjukkan Anda. Memperlihatkan pada anda langkah – demi-langkah. Menuntun anda persis seperti bagaimana para penulis buku atau pebisnis online yang sudah sukses melakukannya. Itu sebabnya saya ingin memperkenalkan Anda kepada buku saya “ Peluang Usaha di Clickbank Kaya Dengan Bisnis Lifestyle Dot Com”
Percaya atau tidak, apa yang saya tuliskan dalam buku tersebut adalah jurus-jurus dasar yang berhasil mengantarkan para pebisnis Online sebelumnya meraup penghasilan. Mungkin memang bukan Jutaan atau bahkan milyaran rupiah tetapi sesuatu yang terbai bagi mereka pada zamannya. Nah kali ini saya kembali mengajak anda untuk ikut menjadi penulis di era life style dot com ini. Karena apa? Karena saya tahu persis banyak sekali anak muda di luar sana yang hebat dalam kegiatan online. Hebat tetapi mereka tidak atau belum memanfaatkannya bagi perbaikan dalam hidup mereka.
Jurus Dasar Dunia DotCom.
Ingat ini barulah jurus dasar, untuk bisa berhasil dan mahir dan menjadikan anda seorang penulis Buku atau penulis Online. Suatu upaya pada era Dot Com yang baik, untuk menjadikan anda seorang professional. Untuk itu anda perlu berbuat atau melakukan sesuatu dengan baik dan berlatih sambil memperkaya ilmu anda. Anda perlu terus berlatih tetapi sambil membangun usaha anda.
Kalau dalam dunia militer, latihan adalah sesuatu yang harus. Tiada hari tanpa latihan. Umumnya habis mereka latihan lalu diberikan penugasan. Habis itu kembali ke barak untuk di latih kembali dan seterusnya di tugaskan kembali. Begitu seterusnya sehingga mereka benar-benar profesional.
Begitu dengar suara letusan mereka langsung tahu itu letusan dari senapan jenis apa, dari jarak berapa ditembakkannya dan seterusnya. Menjadi penulis berhasil tidak cukup diawali dengan mengetahui ilmu dasarnya saja. Dasar ia tetapi setelah itu anda perlu terus menempa diri, perlu terus mengasah, melatih diri sambil memanfaatkan teknologi yang ada. Bila tidak anda akan jadi Gaptek, tertinggal di landasan dan hanya jadi sekedar penonton.
Adaptasi dan Penyesuaian Penulis Life Style DotCom
Ibarat belajar menyetir mobil, pelajarannya juga sangat sederhana dan semua polanya sama. Tetapi kalau anda ingin jadi seorang sopir di Formula One tentu akan lain lagi. Soal nyetirnya bisa sama tetapi soal kemampuan menghadapi dinamika beda lago. Tentu tidak bisa lepas dari kemampuan latihan serta kualitas anda sendiri. Khususnya kekuatan syaraf anda. Apakah dalam tekanan berupa target yang demikian tinggi masih bisa bekerja normal?
Menulis juga tidak jauh dari itu, ilmu menulisnya barangkali sama tetapi karya nya akan sangat berbeda. Seorang penulis pemula dengan penuh talenta akan berbeda dengan seoranga penulis gaek yang sudah kaya dengan asam garam kehidupan. Tapi yang jelas tulisan mereka sama-sama memukau para pembacanya. Jadi jangan gamang dengan penulis hebat, sebab para pembaca setiap tulisan akan berbeda.
Berikut beberapa tip sederhana untuk mencapai kesuksesan di dunia Life Style Dot Com:
Bangun komunitas online: Berinteraksi dengan audiens Anda melalui media sosial, forum, dan platform online lainnya. Hal ini membantu membangun kepercayaan dan loyalitas, yang dapat membawa kesuksesan jangka panjang.
Berjejaring dengan profesional lain: Terhubung dengan wirausahawan, penulis, dan pakar lain di bidang Dot Com untuk belajar dari pengalaman mereka dan berkolaborasi dalam proyek.
Bersikaplah gigih dan mudah beradaptasi: Membangun kesuksesan secara online membutuhkan waktu dan usaha. Bersabarlah, tetap fokus pada tujuan Anda. Beradaptasi dengan perubahan tren dan teknologi.
Ingat, kesuksesan adalah istilah yang relatif. Tentukan apa arti kesuksesan bagi Anda dan tetapkan tujuan realistis untuk mencapainya. Dengan mengikuti tips berikut dan terus belajar serta beradaptasi. Dengan cara itu Anda dapat meningkatkan peluang mencapai hasil yang Anda inginkan di dunia Dot Com yang menarik.
[1] Search Engine Optimation- Suatu cara menulis di media online, agar lebih mudah di temukan oleh mesin pencari dari seperti Google, Yahoo, Bing dll.
Penulis Harian Koran Lepas. Nah di awal tulisan ini saya akan memberikan Ketrampilan Menulis yang penting yang dapat membantu Anda menulis opini yang kemungkinan besar akan diterbitkan di koran atau majalah populer di kota anda :Kejelasan: Tulisan Anda harus jelas dan ringkas, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami sudut pandang Anda. Hindari penggunaan kalimat rumit atau jargon teknis yang dapat membingungkan pembaca.
Persuasif: Opini Anda harus persuasif, artinya harus menggunakan argumen dan bukti yang kuat untuk meyakinkan pembaca tentang posisi Anda. Gunakan penalaran logis dan fakta yang relevan untuk mendukung klaim Anda.
Fokus: Tetap fokus pada argumen utama Anda dan hindari teralihkan oleh masalah yang tidak terkait. Tulisan Anda harus disusun sedemikian rupa sehingga mengarahkan pembaca ke poin utama Anda.
Orisinalitas: Tawarkan perspektif baru atau pandangan unik tentang topik yang Anda diskusikan. Hindari hanya memuntahkan apa yang telah dikatakan orang lain.
Pengalaman Penulis Harian Koran Lepas.
Intonasi: Tulisan Anda harus memiliki suara berbeda yang mencerminkan kepribadian dan sudut pandang Anda. Gunakan nada yang sesuai untuk topik dan audiens, dan jangan takut untuk menyuntikkan kepribadian ke dalam tulisan Anda.
Dengan menguasai lima keterampilan menulis ini, Anda dapat meningkatkan peluang opini Anda dipublikasikan di koran atau majalah populer.
Mengirimkan artikel ke Koran atau umumnya kolom opini di media massa, mungkin menjadi dambaan bagi para penulis. Entah menulis untuk koran berskala nasional atau pun lokal. Yang jelas ada prestise tersendiri bagi penulisnya serta kepuasan berbagi perspektif pada masyarakat. Namun demikian, kita harus punya perhitungan, sebab kita akan bersaing dengan banyak penulis profesional.
Keraskah persaingan itu? Jawabnya tentu relative. Kalau tulisan anda memang bagus dan berkualitas serta pada waktu yang tepat, maka kemungkinan artikel anda untuk dimuat besar sekali. Tetapi apakah itu suatu jaminan? Tentu tidak. Sebab pada ahirnya yang berhak menentukan dimuat tidaknya tulisan anda tersebut tergantung Redaksi dan Pimpinan Redaksinya.
Jadi Penulis Harian Koran Lepas.
Dalam upaya menulis di media arus utama ini, kita perlu banyak belajar dari penulis lain tentang keberhasilan mereka menembus media massa. Yakni dengan membaca artikel-artikel mereka serta memperhatikan waktu artikel tersebut dimuat. Salah satu rubrik paling polpuler adalah opini, dimana banyak penulis profesional begitu antusias menulis di sini. Karena itu, saya ingin mengatakannya di sini, bahwa mencoba kemampuan menulis anda bisa diukur dari sisi ini.
Meski demikian bukan berarti sebuah tulisan yang tidak bisa dimuat di suatu kolom opini Surat Kabar berarti tulisan tersebut jelek. Dalam hal ini ada terpaut soal selera. Tetapi sebagai calon penulis professional hal seperti ini bisa jadi pertanda. Mampukah anda membuat tulisan dan dimuat di Koran tersebut. Mulailah berjenjang, urutkan dari Koran kecil di kota anda, kemudian ke kota tetangga dan seterusnya hingga Koran terbaik di negeri ini. Menurut saya ide seperti itu akan mampu menumbuhkan adrenalin kepenulisan anda, dan itu sesuatu yang menarik.
Saya pernah berada pada kondisi seperti itu, tetapi motivasinya berbeda. Waktu tahun-tahun 70 an saat masih mahasiswa di UGM Yogyakarta, saya berjuang untuk bisa menjadi penulis Koran demi mendapatkan honornya. Saat itu belum ada computer, belum ada wifi dan kehidupan Online. Yang ada barulah mesin tik dan Tip Eks sebagai penghapusnya.
Di tengah berbagai keterbatasan dan kegiatan perkuliahan, saya melakukan pelatihan menulis dengan otodidak ( Kisah selengkap nya sobat bisa lihat dibuku saya: Ketika Semua Jalan Seolah Tertutup… Menulis Malah Memberiku Semuanya). Hasilnya setelah enam bulan berjuang barulah satu tulisan saya dimuat di Koran Dua Mingguan Eksponen di jalan KH Dahlan-Yogyakarta. Senangnya bukan main.
Penulis Harian Koran Lepas Pakai Tips Ini.
Dua bulan berikutnya, hampir semua Koran nasional sudah menerbitkan artikel-artikel saya. Yang Paling melegakan, saya dapat mempertahankan penghasilan honor dari tulisan saya tiap bulannya antara 17-35 ribu rupiah. Sutau capaian yang tidak sederhana. Saya masih ingat anak bupati yang kostnya di Realino waktu itu wesselnya baru sebesar Dua puluh lima ribu rupiah.
Harga beras per Kg baru tiga puluh rupiah. Jadi harga satu artikel di harian Nasional seperti Kompas-Sinar Harapan dan Surabaya Post waktu itu bervariasi antara 17,500 sampai 30,000 rupiah atau setara dengan 580 kg -1000 kg beras ukuran sedang, sementara Koran Lokal seperti Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat dan Suara Merdeka bervariasi antara 1500-2500 rupiah. Berkaca dengan pengalaman ini maka menjadi penulis professional adalah soal kemauan.
Berikut adalah lima tip untuk membantu Anda meningkatkan keterampilan menulis dan meningkatkan peluang Anda untuk diterbitkan di harian nasional:
Membaca secara teratur: Membaca adalah salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis Anda. Biasakan membaca artikel dan opini dari surat kabar dan majalah terkemuka. Perhatikan struktur, nada, dan gaya tulisan.
Berlatih menulis: Semakin banyak Anda menulis, semakin baik jadinya Anda. Sisihkan waktu setiap hari untuk menulis, meskipun hanya beberapa paragraf. Bereksperimenlah dengan gaya dan teknik penulisan yang berbeda untuk menemukan yang paling cocok untuk Anda.
Pahami Karakter Koran dan Pembacanya.
Dapatkan umpan balik: Minta seseorang yang Anda percayai, seperti guru, mentor, atau teman, untuk membaca tulisan Anda dan memberikan umpan balik. Dengarkan kritik mereka dan gunakan saran mereka untuk memperbaiki tulisan Anda.
Teliti topik Anda: Sebelum menulis tentang topik tertentu, lakukan riset menyeluruh untuk mengumpulkan fakta, statistik, dan pendapat ahli. Ini akan membantu Anda menulis artikel yang lebih informatif dan persuasif.
Edit dan revisi: Tidak ada tulisan yang sempurna pada draf pertama. Luangkan waktu untuk mengedit dan merevisi pekerjaan Anda, dengan fokus pada tata bahasa, ejaan, dan struktur kalimat. Baca tulisan Anda keras-keras untuk menangkap ungkapan atau kesalahan yang canggung.
Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat meningkatkan keterampilan menulis Anda dan meningkatkan peluang Anda untuk diterbitkan di harian nasional. Ingat, menulis adalah keahlian yang membutuhkan waktu dan latihan untuk dikuasai, jadi teruslah menulis dan jangan pernah berhenti belajar.
Dalam mempraktekkannya cobalah juga melihat atau membaca cara seperti apa para penulis kesayangan anda seperti cara menulis seperti apa yang dilakukan para penulis pemula, sehingga tulisannya berhasil menembus media. Di antaranya;
Penulis Harian Koran Lepas Berikan Yang Terbaik.
Perhatikan gaya penulisan media tersebut. Demikian juga dengan gaya penulisan opininya di koran tersebut, sebab masing-masing media mempunyai standar dan selera penulisan yang berbeda.
Topik Aktual. Koran terbit setiap hari, isu berubah setiap saat. Untuk menulis topik aktual, tantangannya adalah untuk tidak hanya mengerti isu-isu terdahulu tapi juga memprediksi isu yang akan datang. Karena itu mengikuti isu yang tengah berkembang di media tersebut, namun bukan semacam berita melainkan opini dengan berbagai perspektif. Sebagai penulis opini, kita dituntut cermat menghadirkan perspektif baru untuk mengurai persolan yang tengah terjadi bahan penulisan melalui tersebut tersebut.
Ide Orisinal, Bukan Plagiat atapun Kompilasi. Terka dang data didapat dari tulisan lain. Tapi yang perlu diperhatikan, jangan sampai data itu justru menjadi yang utama dalam tulisan. Kembangkan ide terlebih dahulu baru kemudian data mengikuti.
Sesuaikan TulisanMu dengan Irama Korannya.
Argumentasi Logis.Logisme adalah syarat mutlak supaya ide dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Karena, tujuan menulis sejatinya adalah untuk menyumbangkan solusi dan tidak bertele-tele. Kurangi kata ‘kita’. Karena kata ‘kita’ mengesankan tulisan tersebut adalah tajuk rencana atau tulisan untuk meyapa redaksi. Sebut saja saya atau penulis kecuali kalau sifatnya memang sudah common sense.
Mengikuti Aturan.Perhatikan betul ejaan yang digunakan. Perhatikan pula aturan yang ditentukan oleh redaksi, misalnya: jenis tulisan, jumlah karakter, margin, spasi, dan seterusnya. Sebaik-baiknya tulisan tapi jika tidak mengikuti aturan tetap akan ditolak oleh redaksi. Kemudian menggunakan Bahasa yang Sopan.
Keba nyakan media kini menerima tulisan melalui e-mail. Karena kemudahan ini, terkadang kaidah dan etika menulis surat terabaikan. Tulislah isi e-mail dengan sapaan kepada redaksi dan berisi maksud e-mail tersebut dengan bahasa yang sopan. Dengan begitu, redaksi jadi lebih merasa dihormati.
Perbanyak referensi. Sebuah tulisan akan sulit meyakinkan redaksi kolom opini jika referensinya kurang meyakinkan, entah itu sebagai data penguat, atau teori yang digunakan dalam menopang perspektif tulisannya. Meski referensi yang berlebihan juga pasti akan menyebalkan, dan itu tentu tidak disukai.
Afiliasi dalam sebuah lembaga atau organisasi. Biasanya, background seorang penulis opini juga dipertim bangkan. Hal ini bisa dimaklumi, misalkan anda seorang peneliti dari lingkungan Kementerian Pertahanan. Meskipun apa yang anda tuliskan sebenarnya tidak jauh beda dari penulis lainnya, tetapi latar belakang anda dari Kementerian terkait telah mempunyai nilai tersendiri bagi mereka. Lagi pula Harian tersebut ada juga keinginan untuk melahirkan penulis dari lingkungan Kementerian Pertahanan.
Pastikan Tulisanmu Menarik dan Aktual.
Dari pengalaman penulis sendiri, sering terasa ada perhatian dari Redaksi terkait dimana posisi penulisnya. Saya masih ingat takkala penulis melakukan penegasan batas antara Indonesia dan Papua New Guinea, semua tulisan yang saya kirimkan dari lokasi tersebut dimuat oleh media yang saya kirimi.
Begitu juga pada saat saya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata, semua tulisan-tulisan dari lapangan tersebut dimuat oleh media yang saya kirimi. Kesan saya waktu itu, redaksinya seperti ingin membantu penulisnya. Dengan kata lain latarbelakang si penulis termasuk sesuatu yang jadi pertimbangan redaksi.
Juga jangan lupa untuk melampirkan data diri penulis. Syarat yang satu ini juga penting. Jangan lupa cantumkan scan KTP atau tanda diri lainnya seperti nomor NPWP, nomor rekening (biasanya ada honor untuk penulis), dan foto diri . Untuk syarat seperti ini, biasanya agak berbeda antara Koran yang satu dan lainnya, karena itu perlu disesuaikan dengan permintaan media bersangkutan.
Pengalaman Jadi Penulis KejarHonor. Menulis untuk kejar honor sampai kapanpun pastilah tetap ada. Karena memang tulisan adalah sesuatu yang jadi bagian dari kehidupan itu sendiri. Bisa diyakini, setiap zaman mempunyai corak dan gayanya masing-masing. Bagi sebagian orang ada yang lebih enak tetapi bagi yang lainnya malah sebaliknya jadi sangat menyusahkan. Malah harus membuat mereka berubah cara, berubah ketrampilan.
Misalnya bagi penulisan zaman tahun-tahun 70an, tentu cukup dengan mesin Tik. Karena pada zaman itu belum ada yang namanya Komputer. Kini di zaman Online, seorang penulis tidak hanya dituntut bisa menulis dengan computer, tetapi ia juga harus paham memanfaatkan media sosial seperti Google, Facebook, Yahoo, Bing, LikedIn, Tumblr Dll. Kalau dia tidak paham maka habislah ia. Tulisannya bakalan nggak bisa mendatangkan penghasilan lagi.
Terus terang jadi penulis pada masa sebelum zaman Online menurut saya jauh lebih enak dari pada saat ini. Gambarannya yang sebutkan adalah pada era tahun-tahun 70-80an. Saat itu harga artikel untuk Koran Nasional sekelas Kompas, Sinar Harapan, Surabaya Post sekitar Rp 22500-32500. Sementara untuk harian lokal seperti Pikiran Rakyat (bandung), Kedaulatan Rakyat (Yogyakarta), Merdeka (Semarang) Dll sekitar Rp1500-2500. Harga beras dengan kualitas sedang waktu itu sekitar Rp30-40 per Kg.
Menarik, Pengalaman Jadi Penulis Kejar Honor.
Jadi satu artikel Koran Nasional itu setara antara 750 kg-1000 kg beras. Sementara untuk Koran Lokalnya sekitar 50 kg-85 kg. Jauh dari lumayan. Untuk saat ini harga sekarang jauh dari nilai seperti itu, untuk Koran Nasionalnya bervariasi atau setara dengan harga 50-100 kg beras. Sementara Koran lokal, blog serta media sejenisnya bervariasi antara 3-5 kg beras. Tentu tidak semua, karena dengan kualitas kepenulisan tertentu, masih ada penulis yang dibayar hingga puluhan juta perbulan.
Zaman berubah, selera para pembaca juga berubah. Meski medianya tumbuh dengan begitu massif, tetapi kualitas kepenulisannya malah jauh berbeda. Bisa jadi tulisan yang pada zaman dahulu harus dibuat dengan rapi, enak dibaca dan informative serta infonya bermanfaat kini. Jauh berubah, tulisan sudah berubah bentuk. Bentuknya sudah jadi media Video, bisa berupa Vlog, videostreaming Dll.
Sehingga jauh lebih jelas, menarik dan juga lebih dekat dan sarat emosi. Kalau sebelumnya para Blogger masih bisa mendapatkan penghasilan dengan jumlah yang menggembirakan lewat kepenulisan. Maka dengan munculnya Vlog, semuanya jadi berubah. Kalau anda memang ahlinya, maka penghasilannya nyaris tidak terbatas. Anda bisa memperoleh honor hingga ratusan juta per bulan.
Sumber Berubah Pengalaman Jadi Penulis KejarHonor.
Tetapi untuk jadi Youtuber berpenghasilan tinggi, tentu memerlukan modal yang juga besar, meski bukan jaminan. Minimal anda punya segmen yang menarik, punya Tim yang solid dan professional dan mampu menghasilkan Vlog yang professional. Sebagai contoh di sepanjang tahun 2020 antara lain, ada Jess No Limit, Frost Diamond, BUDI01 GAMING, Baim Paula, Rans Entertainment, Deddy Corbuzier, Atta Halilintar, Jessica Jane, Ricis Official dan efdew.
Dalam kancah sederhana. Sebagai gambaran, anda bisa melihat Siswanto. Ya, siswanto dari Banyumas, Jawa Tengah ia menjadi perbincangan karena ia mampu berpenghasilan sampai Rp 150 juta per bulan. Dialah Siswanto si pemilik akun Siboen Chanel. Siboen Chanel (dengan satu ‘n’) adalah akun YouTube yang punya 1,22 juta langganan dan 2.032 konten video.
Siswanto atau akrab dipanggil Siboen adalah perintis Kampung YouTuber di Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Siboen dikenal dengan konten dunia misteri, memancing hingga kegiatan jalan-jalan. Dalam sehari, ia menghabiskan waktunya untuk mengisi konten untuk saluran Youtubenya sejak jam 06.00-23.00. Pada pukul 06.000 pagi, Siboen sudah harus di sungai untuk produksi konten video memancing.
PlatFormnya Berubah. Pengalaman Jadi Penulis KejarHonor.
Sekitar pukul 07.00 atau 08.00 pagi dia pulang dan materi video mentah diserahkan ke tim penyunting. Biasanya “Dia sarapan, habis sarapan terus ke bengkel, buat konten bengkel, ini sampai jam 12.00 WIB siang,” ucapnya. Dalam sehari mereka dapat memproduksi lima kontan, karena sebagian kontennya disiarkan olehnya dengan cara streaming. Karena tidak memerlukan proses penyuntingan, ia terus melakukan siaran langsung hingga pukul 23.00.
Siboen mengaku hampir tiga tahun belakangan ini hanya tidur empat jam sehari. Hal ini lantaran seluruh proses editing, penataan dan kebijakan lain ia lakukan sendiri. Maksudnya meski ada Tim nya tetapi masih harus terus dalam didampinginya. Tentu berbeda, kalau Tim nya sudah solid dan professional, maka tentu proses kerjanya juga akan lebih menyenangkan.
Sekarang kalau anda mau mendapatkan honor dari Tulisan, maka sebaiknya anda membuka Usaha Jasa Penulisan. Kalau tidak bisa gabung dengan sesama para penulis artikel. Selanjutnya, anda bisa mulai mencari job menulis di situs-situs freelance Indonesia. Silahkan cari di kategori penulis artikel, writing, atau sejenisnya. Lalu lakukan bid/penawaran pada job menulis yang ada. Beberapa situs yang bisa anda lihat : Fastwork.id, salah satu situs freelance yang cukup lengkap. Misalnya seperti Sribulancer.com ; Projects.co.id.
Kekuatan Ketrampilan Jadi Penulis KejarHonor.
Selain itu, anda juga bisa coba gabung di grup-grup blogger indonesia di facebook, dan tawarkan jasa anda disana. Tentunya dengan mentaati dan mengikuti aturan masing-masing grup nya. Pada masa-masa awal, mungkin anda akan rada sulit mendapatkan job disini. Tapi seiring waktu ntar bisa lebih mudah. Apalagi kalau ntar anda udah mulai membangun portofolio.
Buat Web Portofolio? Anda juga bisa membuat Web Portofolio Anda sendiri. Maksudnya, anda bisa bikin satu blog atau website untuk portofolio penulisan. Bisa gunakan blog dengan domain dan hosting sendiri, atau menggunakan blog gratisan. Kalau mau terlihat professional, memakai sebaiknya jangan yang gratisan.
Meski kalau untuk pemula hal seperti itu tidak jadi soal. Yang penting Lakukan saja dahulu. Jika menggunakan blog gratisan, saya sarankan menggunakan wordpress.com saja, karena di Indonesia orang banyak yang pakai platformnya. Sarana lainnya, bisa menggunakan medium.com, blogspot, atau tempat-tempat lain.
Kualitas Jadi Penentu Penulis KejarHonor.
Hal yang bisa anda isi di blog ini; Berbagai contoh artikel penulisan dalam berbagai topik. Tuliskan artikel terbaik anda disini. Bisa tulis 3-10 artikel untuk tiap kategori ; Kelompokan artikel-artikel ini dalam kategori yang sesuai; Buat halaman ABOUT ME yang jelas. Berisikan skill yang anda kuasai, dan hal lainnya secara singkat atau The Best Of You mu. Buat halaman kontak yang mudah ditemukan. Cantumkan kontak anda yang mudah dihubungi. dan Desain halaman portofolio pekerjaan yang telah anda buat. Halaman ini bisa anda update terus nanti, menyesuaikan dengan pekerjaan yang anda lakukan.
Pada umumnya, banyak pencari penulis lepas yang meminta portofolio atau contoh tulisan anda. Web atau blog ini bisa langsung anda berikan. Bisa juga Dengan Mengajukan Penawaran Langsung Ke Pemilik Website/Blog. Hal lain yang bisa anda lakukan adalah dengan mengajukan penawaran langsung ke pemilik website/blog. Langkah ini bisa dilakukan saat sudah mempunyai portofolio pekerjaan yang cukup, atau langsung dari awal. Jika anda langsung melakukan hal ini dari awal, pastikan anda sudah menguasai cara membuat artikel yang bagus ya.
Caranya juga sederhana. Cari blog-blog di topik artikel yang anda inginkan/kuasai. Hubungi pemilik blog melalui halaman kontak atau email yang tersedia. Jika perlu, hubungi langsung ke banyak blog. Buat Penawaran Jenis Artikel/Jasa. Kalau anda merasa sudah mampu. Artinya, saat anda merasa sudah menguasai cara penulisan artikel yang dibutuhkan oleh blogger.
Ketrampilan Menulis Teruslah Beradaptasi.
Bisa juga anda tawarkan jenis artikel tertentu kepada mereka. Anda bisa tawarkan dengan harga berbeda. Misalnya saja; Artikel mendalam. Artinya artikel yang ditulis secara lebih serius. Artinya selain riset kata kunci, juga disertai riset sumber yang lebih mendalam, lengkap dengan link sumber, kesimpulan, dan hal lainnya. Anda bisa tawarkan dengan harga lebih mahal. Biasanya jenis artikel ini dipakai sebagai artikel utama oleh rekan blogger. Dan Artikel standar. Jenis artikel biasa, meski tetap dengan riset kata kunci saja.
Penawaran konten bulanan. Berupa penawaran paket artikel untuk satu bulan, dua minggu, atau satu minggu. Semua artikel disertai dengan riset kata kunci, juga memperhatikan SEO. dan lain sebagainya.
Ini pengalaman zaman dahoeloe. Mengirimkan artikel ke Koran atau umumnya kolom opini di media massa, mungkin menjadi dambaan bagi para penulis. Entah menulis untuk koran berskala nasional atau pun lokal, yang jelas ada prestise tersendiri bagi penulisnya serta kepuasan berbagi perspektif pada masyarakat. Saya sendiri punya pengalaman seperti itu, tetapi niatnya memang beda.
Kisah Sejati Pengalaman Jadi Penulis KejarHonor.
Waktu itu semangat saya untuk menulis hanya satu cari honornya. Di tahun 70an, kala itu sebagai mahasiswa UGM saya tidak punya uang. Kesepakatan dengan ortu hanya bisa menyediakan uang bulanan, sebesar Rp 1000 (seribu Rp) per bulan, harga beras saat itu Rp30/Kg. Sementara jumlah kiriman atau wessel rata-rata mahasiswa di Yogya antara 5, 10 hingga 25 per bulan. Hidup dengan pola santri yang sudah saya persiapkan, uang seribu itu bisa menghidupi saya kala itu.
Sebagai anak perantau, sebenarnya saya sudah membekali diri dengan berbagai ketrampilam cari uang yang sudah saya persiapkan sejak SMP. Misalnya seperti kemampuan menderes karet, kemampuan jual BBM, jual sayur mayur pakai sepeda, kemampuan jadi Tk Cat Rumah; kemampuan jual nasi uduk, nasi kuning dan lain-lain.
Sayangnya semua ketrampilan itu sangat menguras waktu, dan tenaga. Jadi tidak cocok untuk dilakukan disamping kuliah. Saat itulah ide untuk jadi penulis di Koran muncul. Saya sendiri termasuk yang suka membaca, dan punya selera yang baik terkait membaca tulisan. Saya dengan mudah bisa melihat berbagai “kelemahan” sebuah artikel, hanya dengan pilihan kata-katanya saja.
Tekad untuk menulis langsung saya tanamkan dalam hati. Saya harus melakukan pelatihan yang saya desain sendiri. Polanya juga sederhana, cari artikel yang membahas masalah yang sama istilah sekarang sesuai segmen atau “niche” nya, baca semuanya. Kemudian dari semua artikel itu cari intinya, cari kelemahan dan kekuatannya. Kemudian tuliskan sebuah artikel yang lebih baik lebih lengkap dan lebih menarik. Lebih lengkap. Lengkap dalam artian referensinya, data pendukungnya, lengkap dengan gaya yang lebih luwes.
Kala itu belum ada Om Google. Jadi semua data harus dibaca dan ditulis ulang dengan tangan. Habis mesin tik juga belum punya. Pada bulan pertama, pelatihan yang saya lakukan itu ternyata sangat menyenangkan hati. Semua artikel itu saya kemas dalam bentuk Klipping. Klipping tulis tangan. Minimal menurut saya waktu itu, saya mulai tahu selera kepenulisan Media Nasional, dan Lokal. Pada bulan kedua, saya dipercaya jadi Tukang Ketik di RW tempat saya tinggal. Itu artinya sehabis jam kerja RW, mesin ketik bisa saya pakai. Yang penting semua surat-surat ke RW an harus sudah kelar. Itulah tugas pokok saya di ke RW an.
Perkuat Tekat Tekuni Sampai Full.
Karena kepelatihan ini, saya jadi pelanggan semua perpustakaan di Yogyakarta. Karena setiap hari saya pasti datang sebab masing-masing perpustakaan tersebut punya langganan Media yang berbeda. Polanya tetap sama, baca dan uraikan masalah apa yang dituliskan oleh media nasional atau lokal hari itu terkait satu “niche” atau topik tertentu. Kemudian cari kekurangannya, dan temukan kekurangan tersebut lewat buku-buku atau majalah atau eksilopedia dst.dst.
Secara tidak langsung, saya juga sudah mempunyai sahabat-sahabat di perpustakaan. Mereka inilah yang sering saya ajak diskusi terkait terkait topik-topik tertentu. Pelatihan ini secara tidak langsung, telah membawa saya kepada pemikiran bahwa saya sudah berada sama-sama di garis depan para penulis artikel tersebut. Apa yang mereka tuliskan bisa saya lihat mulai dari kekuatan dan kelemahannya dan bahkan enak tidaknya untuk dibaca.
Hasilnya setelah enam bulan latihan dan berjuang barulah satu tulisan saya dimuat di Koran Dua Mingguan Eksponen di jalan KH Dahlan-Yogyakarta. Senangnya bukan main. Honornya sebesar Rp 500 saya berikan pada anak pa RW. Sejak saat itu saya sudah dikenal sebagai penulis di Koran. Dua bulan berikutnya, hampir semua Koran nasional sudah menerbitkan artikel-artikel saya.
Anugrah Sang Pencipta, Pengalaman Jadi Penulis KejarHonor.
Yang Paling melegakan, saya dapat mempertahankan penghasilan honor dari tulisan saya tiap bulannya antara 17-35 ribu rupiah. Sutau capaian yang tidak sederhana. Menurut saya sangat luar biasa. Saya percaya itu adalah barokah dari Yang maha Kuasa, Pencipta alam semesta. Saya masih ingat anak bupati yang kostnya di Realino waktu itu wesselnya baru sebesar Dua puluh lima ribu rupiah.
Besarnya honor menulis di Koran ini sungguh jauh berbeda dengan saat sekarang. Harga beras per Kg waktu itu baru tiga puluh rupiah. Jadi harga satu artikel di harian Nasional seperti Kompas-Sinar Harapan dan Surabaya Post waktu itu bervariasi antara 17,500 sampai 30,000 rupiah atau setara dengan 580 kg -1000 kg beras ukuran sedang. Sementara Koran Lokal seperti Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat dan Suara Merdeka bervariasi antara 1500-2500 rupiah. Berkaca dengan pengalaman ini maka berusaha menjadi seorang penulis adalah soal kemauan, soal cara dan ketekunan.
Tips Dari Pengalaman Jadi Penulis Kejar Honor.
Kalau mau jadi penulis ada baiknya pakailah Tip Sederhana Ini Inilah beberapa tips atau kiat yang umumnya dilakukan para penulis pemula, sehingga tulisannya berhasil menembus media. Di antaranya; Perhatikan gaya penulisan media tersebut. Demikian juga dengan gaya penulisan opininya di koran tersebut, sebab masing-masing media mempunyai standar dan selera penulisan yang berbeda.
Topik Aktual. Koran terbit setiap hari, isu berubah setiap saat. Untuk menulis topik aktual, tantangannya adalah untuk tidak hanya mengerti isu-isu terdahulu tapi juga memprediksi isu yang akan datang. Karena itu mengikuti isu yang tengah berkembang di media tersebut, namun bukan semacam berita melainkan opini dengan berbagai perspektif.
Sebagai penulis opini, kita dituntut cermat menghadirkan perspektif baru untuk mengurai persolan yang tengah terjadi melalui berbagai informasi yang ada. Pastikan anda mengikuti Koran atau Harian yang mampu merekam berbagai opini sesuai Segmen yang ada kembangkan.
Ide Orisinal, Bukan Plagiat atapun Kompilasi. Terkadang data didapat dari tulisan lain. Tapi yang perlu diperhatikan, jangan sampai data itu justru menjadi yang utama dalam tulisan. Kembangkan ide terlebih dahulu baru kemudian data mengikuti.
Perkuat KualitasMu, Belajar dan Teruslah Menulis.
Argumentasi Logis. Logisme adalah syarat mutlak supaya ide dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Karena, tujuan menulis sejatinya adalah untuk menyumbangkan solusi dan tidak bertele-tele. Kurangi kata ‘kita’. Karena kata ‘kita’ mengesankan tulisan tersebut adalah tajuk rencana atau tulisan untuk meyapa redaksi. Sebut saja saya atau penulis kecuali kalau sifatnya memang sudah common sense.
Mengikuti Aturan. Perhatikan betul ejaan yang digunakan. Perhatikan pula aturan yang ditentukan oleh redaksi, misalnya: jenis tulisan, jumlah karakter, margin, spasi, dan seterusnya. Sebaik-baiknya tulisan tapi jika tidak mengikuti aturan tetap akan ditolak oleh redaksi. Kemudian menggunakan Bahasa yang Sopan.
Kebanyakan media kini menerima tulisan melalui e-mail. Karena kemudahan ini, terkadang kaidah dan etika menulis surat terabaikan. Tulislah isi e-mail dengan sapaan kepada redaksi dan berisi maksud e-mail tersebut dengan bahasa yang sopan. Dengan begitu, redaksi jadi lebih merasa dihormati.
Teruslah Belajar Menulis dan Kejar Honor.
Perbanyak referensi. Sebuah tulisan akan sulit meyakinkan redaksi kolom opini jika referensinya kurang meyakinkan, entah itu sebagai data penguat, atau teori yang digunakan dalam menopang perspektif tulisannya. Meski referensi yang berlebihan juga pasti akan menyebalkan, dan itu tentu tidak disukai.
Berafiliasi dalam sebuah lembaga atau organisasi. Biasanya, background seorang penulis opini juga dipertimbangkan. Hal ini bisa dimaklumi, misalkan anda seorang peneliti dari lingkungan Kementerian Pertahanan. Meskipun apa yang anda tuliskan sebenarnya tidak jauh beda dari penulis lainnya, tetapi latar belakang anda dari Kementerian terkait telah mempunyai nilai tersendiri bagi mereka. Lagi pula Harian tersebut ada juga keinginan untuk melahirkan penulis dari lingkungan Kementerian Pertahanan.
Dari pengalaman penulis sendiri, sering terasa ada perhatian dari Redaksi terkait dimana posisi penulisnya. Saya masih ingat takkala penulis melakukan penegasan batas antara Indonesia dan Papua New Guinea, semua tulisan yang saya kirimkan dari lokasi tersebut dimuat oleh media yang saya kirimi. Begitu juga pada saat saya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata, semua tulisan-tulisan dari lapangan tersebut dimuat oleh media yang saya kirimi. Kesan saya waktu itu, redaksinya seperti ingin membantu penulisnya. Dengan kata lain latarbelakang si penulis termasuk sesuatu yang jadi pertimbangan redaksi.
Juga jangan lupa untuk melampirkan data diri penulis. Syarat yang satu ini juga penting. Jangan lupa cantumkan scan KTP atau tanda diri lainnya seperti nomor NPWP, nomor rekening (biasanya ada honor untuk penulis), dan foto diri . Untuk syarat seperti ini, biasanya agak berbeda antara Koran yang satu dan lainnya, karena itu perlu disesuaikan dengan permintaan media bersangkutan.
Kalau secara “to the point” maka makna penulis professional itu, sebenarnya lebih merujuk kepada pekerjaan. Penulis Profesional, Bahagia Dengan Tulisannya. Ya sebagai pekerjaan penulis Profesional yang sudah memasang tariff atas berbagai tulisan yang ia hasilkan. Disini kepenulisan itu, sudah jadi komoditas professional yang ada kualitas, karakter dan lengkap dengan harganya. Pada hakekat sebenarnya, entah apapun perangkat keprofesionalismean pekerjaan anda.
Maka yang lebih penting adalah apakah anda bahagia dengan pekerjaan anda. Kalau anda senang dan bisa bahagia karenanya maka itu sudah cukup. Mau disebut sebagai penulis professional atau penulis saja, tidak akan buat perbedaan. Kalau tulisan anda sudah punya “trade mark” tersendiri serta punya komunitas yang jadi penggemarnya, maka itu saja sudah lebih dari Cukup.
Pernahkah terlintas dalam pikiranmu bahwa penulis terkenal, punya nama, kaya secara material dan hidup ala selebriti di berbagai dunia panggung? Tetapi sebenarnya mereka juga hanyalah penulis biasa saja. Penulis yang siapa saja sebenarnya bisa menuliskannya. Anda pasti ingin klarifikasi? Masa Sih? Cobalah perhatikan. Berbagai tayangan live Show di Televisi, terserah apa genrenya. Ada banyak penggemar dan berhasil menghasilkan “bintang” bintang tenar, kaya raya dsb dsb.
Betulkah Penulis Profesional Bahagia Dengan Tulisannya.
Apakah tayangan atau show itu memang bagus? Nope! Belum tentu? Memang ada yang bagus tetapi lebih banyak lagi yang biasa-biasa saja. Lalu apa intinya? Ya lihatlah industeri yang melahirkan bintang dan mega bintang nya itu. Merekalah yang punya hajat, merekalah yang punya “selera” dan merekalah yang menentukan mana bintang yang Top dan mana yangTop sekali.
Nah di sanalah bedanya. Kalau banyak anak muda yang ingin jadi penulis Idola, berkarya, dan kaya raya maka jadilah bagian dari “pentas Show” yang diusung oleh industeri penerbitan. Bukan apa-apa. Karena begitu mereka berhasil menjadikan sebuah buku “Booming”, maka perhatikanlah hanya dalam hitungan minggu akan muncul lagi buku-buku baru yang lebih hebat, yang lebih “booming” dari yang sebelaumnya.
Padahal hanya dalam tenggat waktu yang demikian terbatas? Kapan Penulisnya bisa menuliskannya? Karena mesin industeri penerbitan itu bekerja, mereka mampu mendikte selera Anda kalau tidak membaca buku terbitan mereka, pasti anda tergolong kuno. Nggak tahu jaman, nggak gaya, nggak ngarus dst dst.
Memahami Pasar, Penulis Profesional Bahagia Dengan Tulisannya.
Hanya satu tindakan yang harus anda ambil. Membeli buku mereka, dan menyebut sang Penulisnya sebagai “penulis hebat, penulis cerdas” yang dilahirkan zaman. Kalau anda berani menyebut yang sebaliknya, maka anda pasti dibilang tidak punya akal sehat dan anda memang orang yang tidak bisa mengikuti zaman. Itulah dunia panggung. Industeri memang harus mampu membuat panggung- panggung yang melegenda.
Tanpa itu rasanya sepi. Masalahnya? Apakah anda berada dalam “radar” mereka? Kalau tidak ya anda hanya akan jadi sekedar penulis professional. Memang tidak kaya sekali, tetapi anda layak hidup seperti para professional lainnya. Mungkin tulisan ini akan sedikit banyak bisa membantu anda untuk menjadi penulis professional.
Penulis Yang Tahu Selera Pasar Tapi jangan salah persepsi, setiap segmen ( niche) mempunyai pasarnya sendiri-sendiri. Ada pasar yang ramai, tetapi hanya diminati oleh para pembaca yang menengah ke bawah. Sebaliknya ada juga segmen yang sebenarnya tidak banyak peminatnya, tetapi umumnya disukai oleh mereka yang punya daya beli.
Mengikuti Zaman, Penulis Profesional Bahagia Dengan Tulisannya.
Dan banyak lagi ragamnya. Sekarang memang semua sudah ada “perangkat” atau “tool” yang bisa membantu anda. Anda bisa membaca selera pasar pada segmen yang anda suka lewat “Google” jelasnya “Google Keyword Planner” atau berbagai software yang memungkinkan anda tahu dengan benar, seperti apa sebenarnya “realitas” segmen yang akan anda kan tulis.
Begitu anda happy dengan segmen yang akan anda tulis, maka lakukanlah Riset perihal segmen yang akan anda tulis. Riset di sini adalah lewat “dektop” publishing artinya riset lewat berbagai tulisan Online terkait segmen yang akan anda tulis tersebut. Ingat kalau melakukan riset, perhatikan obyek yang anda riset, pilih juga kredibilitasnya. Anda harus telaten saat dimana anda memanfaatkan data apa adanya dan pada saat yang mana harus memilih data dari sumber-sumber yang punya kredibilitas.
Misalnya dari kalangan penerbit atau harian yang sudah punya jam terbang puluhan tahun; dari data atau publikasi kalangan universitas ternama; serta publikasi yang bisa anda yakini kredibilitasnya. Kemudian yang juga tidak kalah menariknya. Apakah nantinya anda dalam menerbitkan buku tersebut hanya mengandalkan pada para penerbit “Mayor” yang memang hidupnya besar dari dunia penerbitan Buku?
Memotivasi Diri, Penulis Profesional Bahagia Dengan Tulisannya.
Atau anda terbitkan sendiri lewat pola “Selfpublishing” yang memadukan website pribadi, website toko Online sendiri serta memanfaatkan website mall; seperti Bukalapak com, Tokopedia com, Lazada, Alibaba, Amazon com Dll. Anda bisa memanfaatkan berbagai media website anda sendiri dengan kombinasi website pro yang memang sudah ada di pasar yang bisa anda manfaatkan secara gratis.
Seperti kata seorang sahabat, kalau masih menulis hanya dengan mengandalkan mood, pertimbangkan ulang cita-citamu untuk jadi penulis profesional! Karena bagaimanapun tak bisa hanya mengandalkan mood. Penulis yang profesional memperlakukan aktivitas menulisnya sebagai sebuah pekerjaan yang tetap harus dilakukan setiap hari, tanpa peduli mood dan situasi hati. Tak peduli habis patah hati, gagal ujian, atau baru saja bertengkar dengan pacar atau isteri. Intinya tak ada alasan untuk tidak menulis. Ada banyak hal yang orang lupa kalau melihat dunia seorang penulis. Ibarat rutinas seorang prajurit professional, menulis juga harus punya jadwal-jadwal yang sudah tersusun dan dipraktekkan dengan baik.
Seorang prajurit kegiatannya dikerangkakan oleh waktu dan waktu. Jam 06.45 dia sudah harus apel pagi ( apel nya memang jam 07.00 tapi dia sudah harus di posisi apel 15 menit sebelumnya, itu berarti sudah harus bangun jam 04.30). Kegiatan Apel pagi diikuti dengan rutinitas senam pagi, dan nanti baru selesai jam 08.00 Kegiatan berikutnya sesuai dengan tugasnya masing-masing sampai Isoma ( istirahat Sholat makan siang) pada Jam 13.30. Kegiatan berikutnya sampai Jam 15.00. Diikuti Apel Siang.Jam 16.00-17.30 kegiatan ekstra; Jam 21.00-21.30 Apel malam dst dst.
Kreatif juga Antusias, Penulis Profesional Bahagia Dengan Tulisannya.
Dalam kerangka waktu yang seperti itulah mereka membina kesegaran atau kesemaptaan tubuh, ketrampilan bela diri, kemampuan profesionalnya dst dst. Kehidupan seperti itu sudah jadi suatu ritme. Dalam garis besarnya mereka mempunyai waktu –waktu yang bervariasi sesuai satuannya masing-masing. Yakni waktu untuk penugsan di lapangan; waktu untuk pendidikan ; dan waktu penugasan di satuan.
Kalau di lapangan biasanya mulai dari 3 bulan-satu tahun penugsan; pendidikan biasanya tergantung jenis dan tingkatannya dengan durasi satu bulan-satu tahun. Dengan cara itulah mereka menempa diri hingga akhirnya jadi prajurit professional. Polanya bisa jadi tidak sama persis, tetapi seperti itulah garis besarnya. Saya tahu itu, karena saya ada di lingkungan itu selama 30 tahun.
Penulis Profesional Kreatif Juga Antusias.
Begitupulalah seorang penulis, dia harus mempu membuat kerangka kerjanya. Kerangka cara dia meningkatkan kemampuan profesi kepenulisannya sendiri. Dan juga menjaga kebugaran tubuhnya. Bisa dibayangkan kalau model penulis yang dalam satu hari bisa duduk di depan Laptop 6-7 jam disamping seruputan minum kopi. Kalau dia tidak menyediakan waktunya untuk melatih kebugaran tubuh minimal satu jam per hari. Maka percayalah dia akan tidak pernah sampai di sana (jadi penulis professional). Hanya dalam tubuh yang sehatlah maka akan muncul kemampuan menulis yang baik dan professional.
Bahwa penulis itu selama ini dipersepsikan seperti kehidupan seniman, yang bekerja hanya kalau lagi mud, penuh sensasi dan berbagai atribut kesenimanan lainnya. Percayalah itu semua hanya sebuah persepsi yang keliru. Penulis professional itu justeru hidupnya penuh disiplin, bahkan melebihi disiplinnya seorang prajurit. Kenapa? Karena dia harus mampu mengatur jadwalnya sendiri. Mengatur strategi bagaimana ia mendapatkan penghasilan; bagaimana ia meningkatkan kemampuan profesionalnya dan menjaga stamina tubuhnya sendiri dan membina keluarganya.